Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 13 Februari 2021 | 10:10 WIB
Perayaan Festival Peh Cun diramaikan perlombaan perahu naga di Sungai Fenjiang, China, pada 3 Juni 2014. [Shutterstock]

Guna menghindari makanan tersebut dari naga dalam sungai tersebut, maka warga membungkusnya dengan daun-daunan yang kini dikenal sebagai bakcang.

Para nelayan yang mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.

Modifikasi Budaya

Sementara itu, Surya mengungkapkan, seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, kebudayaan Peh Cun sudah banyak dimodifikasi.

Baca Juga: Imlek, Pengunjung Ancol Dihibur Barongsai Bawah Air, Menceritakan Yin Yang

Mulanya Peh Cun merupakan persembahan untuk desa. Namun sekarang sudah banyak perkembangan yang membuat perayaan Peh Cun menjadi berbeda-beda.

"Kita biasanya sembahyang, kalau di sana seperti barongsai, tergantung tradisi masing-masing. Kalau Tangerang misalnya upacara," tuturnya.

Surya menambahkan setiap perahu naga biasanya diisi belasan orang. Namun jumlah itu akan berbeba-beda tergantung wilayah masing-masing.

"Tergantung dari panitianya, tapi biasanya 15 orang," ujarnya.

Surya mengungkapkan jika tahun ini Festival Peh Cun di Kota Tangerang kemungkinan besar ditiadakan karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Imlek, Jumlah Pasien Covid-19 Sembuh di Jakarta Cetak Rekor, Tambah 5.757

"Untuk tahun ini kemungkinan Peh Cun ditunda, karena Covid-19," pungkasnya.

Kontributor : Muhammad Jehan Nurhakim

Load More