Scroll untuk membaca artikel
Erick Tanjung | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 22 Februari 2021 | 18:02 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria (kiri) meninjau mesin pompa yang menyedot air banjir ke Kali Mookevart di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (22/2/2021). (ANTARA/HO/Dok. Pemprov DKI Jakarta)

SuaraJakarta.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan cara menangani pengungsi banjir untuk mencegah penularan Covid-19.

"Pertama pastikan antigen. Kalau positif, mereka diminta untuk tetap tinggal di fasilitas penampungan atau di rumahnya," ujar Anies setelah mengunjungi posko banjir RW 01 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (22/2/2021).

Selanjutnya, Anies mengatakan terhadap pengungsi banjir terduga positif Covid-19 dilakukan tes PCR atau polymerase chain reaction untuk memastikan hasilnya.

"Apabila positif kami lihat kondisinya, apakah isolasi di tempat isolasi terkendali seperti Wisma Atlet atau hotel. Atau bila memiliki komorbid, maka isolasi di rumah sakit," ujarnya.

Baca Juga: Banjir Jakarta Telan Lima Korban Jiwa, Anies Bakal Beri Santunan

Sebelumnya, Anies mengungkapkan masih ada 10 tempat pengungsian akibat banjir di Ibu Kota dan beberapa pengungsi terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saat ini masih ada 10 tempat pengungsian aktif dari sebelumnya ada 44 titik, ini kami fasilitasi sampai bisa berkegiatan kembali. Dari pengungsinya, ada di beberapa lokasi yang memang ketika dites antigen hasilnya positif Covid-19," tuturnya.

Penanganan terhadap korban banjir positif Covid-19 salah satunya di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, di mana petugas menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama memberikan pertolongan kepada warga di RW 04.

"Protokol kesehatannya ketat, kalau dari pihak RW yang pertama dievakuasi adalah yang terkena Covid-19 berdasarkan kondisi pasiennya," kata Ketua RW 04 Cipinang Melayu Irwan Kurniadi, di Jakarta.

Irwan mengatakan terdapat sejumlah prosedur evakuasi bagi pasien yang saat ini terkonfirmasi Covid-19, di antaranya berkategori orang tanpa gejala (OTG).

Baca Juga: Rumiati ke Anies: Janjinya Gimana Sih, Katanya Gak Banjir Lagi!

"Karena ada prosedurnya pasien yang OTG, jadi didahulukan yang Covid-19 dulu," katanya.

Selanjutnya petugas akan melihat kelayakan tempat tinggal pasien, apakah layak sebagai tempat isolasi mandiri berdasarkan luas bangunan serta jumlah ruangan.

Irwan mencontohkan salah satu warga di RW 04 ada yang terkonfirmasi Covid-19. Namun pria berusia 30 tahun itu memilih tetap berada di lantai dua rumahnya saat petugas menawarkan evakuasi.

"Kami sudah sediakan tempat evakuasi khusus pasien Covid-19 dari pihak TNI-Polri di sekitar Aula Universitas Borobudur. Tapi, bila dia minta tetap berada di rumah dan bangunannya layak, ya kita izinkan," katanya. (Antara)

Load More