Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Muhammad Yasir
Selasa, 30 Maret 2021 | 16:27 WIB
Ilustrasi---Anggota polisi mengamati motor yang digunakan terduga pelaku bom bunuh diri sebelum dievakuasi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda

SuaraJakarta.id - Fakta baru ditemukan setelah polisi melakukan penangkapan terhadap orang-orang yang diduga teribat aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) lalu. Ternyata AS alias EKA alias AR,salah satu terduga teroris yang ditangkap sempat berbaiat di markas Front Pembela Islam (FPI) sebelum aksi bom bunuh diri terjadi. 

Fakta itu diungkap Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Ahmad Ramadhan.

"Perannya adalah ikut dalam perencanaan, mengikuti kejadian di Vila Mutiara. Kemudian telah berbaiat di markas FPI yang merupakan markas organisasi yang sekarang sudah terlarang," kata Ramadhan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/3/2021).

Dari hasil penyidikan, kata Ramadhan, proses perbaiatan itu dipimpin oleh seorang ustaz bernama Basri. Selain AR, terduga teroris lainnya yang mengikuti baiat ialah AN alias Andri.

Baca Juga: Ada Dana Hampir Setengah Milyar, Ini Peran Saefullah Otak Bom Makassar

"Selanjutnya, R alias M sama. Bahkan saudara R alias M ikut melakukan survei ke lokasi amaliah bersama L dan YSF (pelaku bom bunuh diri)," kata dia.

Sebelumnya, Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) pagi menjadi sasaran aksi terorisme. Ledakan itu terjadi di depan gerbang gereja itu dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.

Polri menyebut pelaku berjumlah dua orang. Keduanya merupakan sepasang suami-istri berinsial L dan YSF.  Belakangan mereka disebut terafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Keduanya melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan sepeda motor matik.

Load More