Rizki Nurmansyah
Jum'at, 30 April 2021 | 03:30 WIB
Ilustrasi mayat korban gantung diri.

SuaraJakarta.id - Aksi nekat dilakukan I Wayan W. Pelajar SMP di Desa Bukian, Kecamatan Payangan, Bali itu nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri (gandir), Kamis (29/4/2021).

Sebelum gandir, Wayan sempat membuat surat perpisahan. Surat itu ditujukan untuk kakek, orang tua, teman dekat, dan teman-teman SMP-nya.

Berikut isi surat perpisahan yang dituliskan korban:

"Bapak, ayan was joh' Jaga keluarga e konyang, ayan sayang bapak jak konyang. Ayan was malu nah.. Bapak sing dadi sebet teken pejalan ayan e, ayan a mone ngidang nyalanin hidupe."

Di bagian akhir surat, korban juga menuliskan beberapa permintaan. Salah satunya meminta ortunya mengabarkan sang pacar berinsial PG serta teman sekelas korban.

"Orin tunangan ayan e ngelokin ayan pang tepuk terakhir kali. Ajak orin timpal-timpal ayan nelokin mai," tulisnya.

Korban juga menginformasikan password HP miliknya kepada orang tuanya. Ia meminta dituliskan pesan singkat ke pacarnya.

"Inget chat sep pak," pintanya.

Kapolsek Payangan AKP I Putu Agus Ady Wijaya membenarkan adanya kasus gantung diri ini.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 2,9 Guncang Klungkung Bali

"Ya benar, diketahui tadi pagi sekitar pukul 05.30 WITA," ujarnya dikutip dari Beritabali.com—jaringan Suara.com—Jumat (30/4/2021).

Pelajar SMP itu gantung diri di sebuah bangunan gubuk. Jaraknya sekitar 20 meter dari belakang rumah korban.

Jasad korban diketahui pertama kali oleh bibinya, Ni Made S saat hendak mengambil kayu bakar di gubuk. S mulanya melihat seperti sosok patung.

Setelah dihampiri ternyata korban sudah tergantung. Ia langsung berteriak minta tolong, hingga datang kakek korban I Nyoman L.

Saksi kemudian meminta pertolongan warga sekitar untuk menurunkan tubuh korban.

Setelah warga datang kemudian tubuh korban diturunkan dan dibawa ke rumahnya.

Load More