Meski mengaku keteteran, Asep menuturkan, orderan tahun ini masih jauh dibandingkan dengan momen lebaran sebelum pandemi covid-19.
"Sebelum pandemi, momen lebaran itu sehari bisa 900 kilogram yang terdata, tapi ada banyak yang nggak ke data, bisa jadi lebih dari 1 ton," sebutnya.
Pria 39 tahun itu menuturkan, usaha dodol tersebut merupakan warisan dari ayahnya yang sudah dirintis sejak tahun 1995.
Pada tahun 90-an kata Asep, di tempat tinggalnya itu hampir semua warga membuat dodolnya sendiri lantaran semua bahan baku dodol hampir setiap warga punya di dapurnya masing-masing.
Tetapi lama kelamaan, warga yang membuat dodol berkurang. Hal itu dijadikan kesempatan ayahnya untuk memulai usaha dodol. Saat itu dodol Cilenggang masih dijual keliling. Tetapi saat ini penjualannya hanya buka warung rumah dan melayani pesanan.
Dodol tersebut banyak laku bergantung pada momen. Yakni momen hajatan atau pernikahan, acara-acara masyarakat dan momentum lebaran.
"Kalau hari-hari biasa dodol ini banyak dibeli buat hantaran hajatan adat masyarakat Betawi. Kalau nggak ada dodol, katanya orang nggak mampu. Terus kalau ada acara-acara di kelurahan misalnya, itu juga pada pesen. Nah paling rame saat momen lebaran," terang Asep.
Dodol Cilenggang hasil produksinya yang dianggap khas Betawi, diakui berbeda dengan dodol Garut. Dodol Betawi miliknya dibuat dengan bahan utama beras ketan, kelapa, gula merah dan gula putih.
"Semua bahan berbeda. Kalau Dodol Garut itu pakai lemak kambing kalau dodol Betawi nggak, jadi cuma beras ketan, kelapa, gula merah dan putih. Udah itu aja," pungkasnya.
Baca Juga: Polisi: Bentrok Oknum FBR dan Forkabi di Pejaten Timur karena Salah Paham
Sementara itu, Eti salah satu pembeli mengaku, dirinya sudah langganan setiap tahun membeli Dodol Cilenggang khas Betawi.
Menurutnya, dodol tersebut menjadi salah satu sajian wajib ada saat momen lebaran Idul Fitri.
"Kayaknya kalau nggak ada dodol nggak enak gitu. Harus ada, kalau nggak ada lebaran kurang enak gitu," ungkapnya ditemui saat membeli dodol milik Asep, Minggu (9/5/2021).
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
-
Saat Api Melalap Asrama Polsek Serpong, Sri Kartini Selamatkan 'Harta' Paling Berharga
-
Tangis Guru di Tangsel Korban Kebakaran Polsek Serpong: H-3 Menjelang Nikah, Uang dan Souvenir Ludes
-
Kebakaran Hebat Landa Asrama Polsek Serpong, 20 Rumah Ludes Berawal dari Satu Hunian Kosong
-
Gak Mau Kalah Sama Swasta! Pramono Anung Siapkan Rumah Sakit Sultan Berkonsep Betawi di Cakung
-
DPRD DKI Jakarta Komitmen Percepat Revisi Perda Pelestarian Budaya Betawi
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Dulu Tak Layak, Puluhan Rumah di Tangerang yang Dibedah Bikin Warga Semringah
-
Cara Mudah Klaim DANA Kaget Rp249 Ribu Langsung Cair, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Mas Dhito Kembali Masukkan Fragmen Kepala Ganesha yang Hilang ke Museum
-
Transjakarta Uji Coba Fungsional Halte Bundaran Senayan Pascademo
-
Warga Gotong Royong Bersihkan Kantor Pemkab, Mas Dhito: Kita Bersama Jaga Rumah Rakyat