SuaraJakarta.id - Kondisi anak korban penganiayaan ayah kandung di Tangerang Selatan (Tangsel) yang sempat viral di media sosial berangsur mulai pulih.
Untuk sementara, anak korban penganiayaan ayah di Tangsel itu diasuh oleh Kapolres Tangsel AKBP Iman Imanuddin.
Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto.
Kak Seto mengatakan, kondisi terkini anak korban penganiayaan ayah di Tangsel itu, perlahan mulai pulih.
Terlebih usai mendapat suasana kekeluargaan usai diasuh sementara oleh Kapolres Tangsel.
"Si anak ini diasuh sementara Kapolres. Kemudian suasananya jadi penuh kekeluargaan jadi merasa gembira, senang. Ini jadi treatment psikilogis yang efektif. Kalau ini dilakukan warga dan sekitarnya saling membantu akan lebih baik," ujarnya, Rabu (26/5/2021).
Catatan Merah
Sementara itu, soal kasus ayah aniaya anak, Kak Seto menyebut hal itu jadi catatan merah bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan atau Pemkot Tangsel.
Bahkan, kasus tersebut turut mencoreng prestasi MURI Kota Tangsel menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki seksi perlindungan anak di tingkat RT pada 2011.
Baca Juga: Soroti Kasus Ayah Aniaya Anak, Kak Seto Beri Catatan Merah Bagi Pemkot Tangsel
"Sudah terbentuk iya, tapi jangan sampai hanya tercatat saja dalam sejarah 'wah bangga rekor pertama', setelah itu tidak melakukan apa-apa. Mungkin perlu ada kontrol kembali oleh pihak kelurahan, camat hingga wali kota," kata Kak Seto, Rabu (26/5/2021).
Menurutnya, adanya seksi perlindungan anak di tingkat RT itu tak hanya menjadi 'pemadam kebakaran' ketika sudah terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Tetapi harus melakukan kegiatan bersifat pencegahan.
"Ini bukan hanya sebagai pemadam kebakaran kalau ada kasus baru bertindak. Harus melakukan tindakan preventif, misalnya mengkampanyekan suasana ramah anak di wilayahnya. Kalau mengarah ke kota layak anak, dimulai juga dari RT dan RW yang layak anak," ungkap Kak Seto.
Stres Akibat Pandemi
Kak Seto menuturkan, kasus ayah aniaya anak di Tangsel sangat memprihatinkan. Menurutnya, kekerasan tersebut terjadi juga akibat stres pandemi Covid-19.
Terlebih, ditambah dengan berbagai permasalahan yang menjadi pemicu orangtua menyiksa putri kandungnya sendiri yang masih berusia lima tahun.
Berita Terkait
-
Ledakan di Nucleus Farma Tangsel, Polisi: Bukan Bom, Penyebab Masih Diselidiki
-
Sempat Bikin Panik, Polisi Pastikan Ledakan PT Nucleus Farma Bukan Bom: Kami Masih Selidiki
-
Tim Jibom Gegana sampai Turun Tangan, Detik-detik Ledakan Dahsyat di Gedung Nucleus Farma Tangsel
-
Ledakan Dahsyat Hancurkan Gedung Nucleus Farma di Tangsel, Sejumlah Bangunan Terdampak
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
Terkini
-
Kata Menlu Soal Insiden Mikrofon Tangkap Obrolan Prabowo-Trump di KTT Gaza
-
Cegah Ijazah Palsu, IPB University Terapkan Ijazah Digital Mulai 2025
-
Bongkar Tudingan PSI, Nandang Sutisna Tegaskan TGUPP Anies Bukan Bagi-Bagi Jabatan, Ini Faktanya
-
Rejeki Nomplok! Jangan Sampai Kelewat, Klaim Saldo DANA Kaget Rp149 Ribu dari 3 Link Ini!
-
Tahan Napas, Pertengahan Bulan Tiba, Saatnya Menghilangkan Drama Keuangan dengan DANA Kaget