Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 31 Mei 2021 | 07:45 WIB
Tangkapan layar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ikut dalam Serial Diskusi Membeda Praktik Korupsi Kepala Daerah, yang digelar Pukat UGM secara daring, Kamis (8/4/2021). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJakarta.id - Kisruh kabar PDI Perjuangan tak dukung Ganjar Pranowo jadi Calon Presiden di Pilpres 2024 bikin heboh dunia perpolitikan. Malah ada kabar Puan Maharani dan Prabowo Subianto yang akan dicalonkan PDI Perjuangan. Namun belakangan tersiar kabar jika Anies Baswedan yang akan maju dengan Puan Maharani.

Sekjen PDI Perjuanga, Hasto Kristiyanto menjawab hal itu ingin Pilpres ke depan hanya diikuti 2 pasang calon.

“Kami akan membangun koalisi sehingga paling tidak pemilu ke depan itu hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Jadi tidak ada dua ronde supaya energi kita ini bisa difokuskan mengatasi berbagai persoalan,” kata Hasto saat membicarkan perihal peluang membangun koalisi dengan sejumlah partai politik menuju 2024.

Dengan dua paslon di pemilu 2024 mendatang, juga akan membuat beberapa parpol bisa melakukan koalisi sehingga energy partai bisa disalurkan untuk hal lain.

Baca Juga: AHY Mantap Nyapres 2024, Meskipun Pernah Kalah di Pilgub DKI

“Jadi koalisi tentu saja ke depan kita tidak ingin energi bangsa ini tercurahkan di dalam kontestasi semata-mata. Padahal untuk jadi pemimpin melalui proses penyiapan, bukan hanya lahir dari kontestasi yang sifatnya liberal,” kata Hasto.

Ketua DPR RI, Dr. (H. C) Puan Maharani. (Dok: DPR)

Lalu Hasto pun menjawab isu kencang duet Puan-Prabowo. PDIP justru tidak akan mengusung calon Prabowo-Puan sebagai paslon Capres dan Cawapres 2024 mendatang.

Meski belum diumumkan resmi, dua paslon Prabowo-Puan dinilai kurang ideal.

Sementara itu, Politikus PDIP Effendi Simbolon mengusulkan agar Puan Maharani dipasangkan dengan Anies Bawedan dalam Pilpres 2024.

Usulan itu disampaikan di tengah-tengah hangatnya PDIP dan Gerindra yang membuka peluang memasangkan Prabowo Subianto dan Puan.

Baca Juga: Rocky Gerung: Jokowi Itu Kader Oligarki, PDIP Seharusnya Malu

Menurut Politikus PDIP Effendi Simbolon Effendi, pasangan Puan-Anies merupakan kombinasi yang pas antara nasionalis dan religius.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (Instagram @aniesbaswedan)

“Saya punya usul saya bilang Mba Puan itu dipasangkannya harus sama Anies. Ya jangan lagi Prabowo. Jadi Puan capres, Anies cawapres. Itu baru rekonsiliasi nasionalis dan religi,” kata Effendi dalam diskusi daring, Minggu (30/5/2021).

Kendati keputusan pencalonan dalam Pilpres merupakan ranah Ketua Umum PDIP Megawati, namun sebagai kader dan individu Effendi menegaskan Puan-Anies hanya aebatas usulan darinya.

“Kan usul. Usul saya Mba Puan itu masuk maju dengan figur. Kan PDIP bisa nyalon sendiri PDIP. Jadi kali ini Gerindra ikut mendukung lah di belakang. Saya kira gini hitungannya, kalau PDIP 24 persen ditambah Gerindra 13 persen kurang dari 40 persen,” ujar Effendi.

Menurutnya pasangan dengan kombinasi nasionalis dan religius antara Puan dan Anies memiliki potensi lebih besar ketimbang Prabowo dengan Puan, yang dinilai Effendi tidak ada lagi sesuatu hal yang baru.

“Hayo kalian mau celah di mana lagi, nasionalis dan religius sudah bersatu semua itu kan baru sesuatu. Kalau cuma Prabowo-Puan, menurut saya gak ada yang news,” kata Effendi.

Load More