Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 05 Juni 2021 | 15:10 WIB
Tangkapan layar Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat memberikan pengarahan pada pengumuman calon kepala daerah PDIP gelombang IV, yang dilaksanakan secara virtual, di Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Antara/Syaiful Hakim)

SuaraJakarta.id - Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih yang tertinggi di antara partai politik lainnya di Indonesia. Tercatat elektabilitas parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mencapai 22,1 persen.

Hal ini berdasarkan hasil survei Parameter Politik Indonesia yang disampaikan dalam diskusi daring bertema "Peta Politik Menuju 2024 dan Isu Politik Mutakhir", Sabtu (5/6/2021).

"Sementara ini PDIP masih memimpin perolehan suara partai politik dengan 22,1 persen," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.

Posisi kedua disusul oleh Partai Gerindra dengan 11,9 persen, dan Partai Golkar ditempat ketiga sebesar 10,8 persen.

Baca Juga: Survei Parameter Politik Indonesia: Prabowo Capres Terkuat, Diikuti Ganjar dan Anies

Prayitno mengungkapkan, peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada Partai Demokrat dan PKS.

Partai Demokrat naik ke posisi empat dengan 8,4 persen, disusul PKB mencapai 8,2 persen.

"Meningkatnya elektabilitas partai Demokrat disinyalir akibat hingar bingarnya perseteruan dengan Moeldoko beberapa waktu lalu," kata Prayitno.

Di posisi keenam dipegang PKS sebesar 7,5 persen, ketujuh Partai NasDem 5,0 persen, kedelapan PAN 4,3 persen, dan kesembilan PPP 3,5 persen serta PSI di posisi kesepuluh yakni 1,6 persen.

"PKS mendapatkan insentif elektabilitas akibat pembelaan terhadap kelompok Islam yang dinilai dimarjinalkan," ungkapnya.

Baca Juga: Pencabutan Dukungan PDIP Tidak Pengaruhi Jabatan Bupati Alor

Prayitno menambahkan, faktor ketokohan masih mendominasi motif responden memilih partai, yakni mencapai 22,9 persen.

"Di antara tokoh partai yang ada, Jokowi memiliki pengaruh terbesar (4,2 persen) disusul Prabowo (3,2 persen) lalu SBY (1,3 persen) dan Megawati (0,5 persen)," tuturnya.

Setelah faktor ketokohan, faktor citra dan emosional juga menjadi penentu arah pilihan partai (18,2 persen).

"Jika di total kedua faktor ini mendominasi hampir separuh (41,2 persen) motif memilih partai politik. Sementara faktor keluarga, lingkungan memberi pengaruh 14,2 persen," katanya.

Secara sederhana, kata Prayitno, bisa dikatakan membangun ketokohan yang kuat dan citra yang baik lebih perlu dilakukan partai politik untuk menarik simpati pemilih dibanding merumuskan visi misi dan program yang brilian.

Survei yang dilakukan pada 23-28 Mei 2021 diikuti 1.200 responden dengan pengambilan sampel melalui sambungan telepon dengan margin of error sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Load More