SuaraJakarta.id - Mimpi beribadah haji di tanah suci Mekah kembali pupus usai pemerintah membatalkan pemberangkatan haji tahun ini. Ini jadi pembatalan kedua sejak 2020 akibat pandemi Covid-19.
Para calon jamaah haji kembali harus menelan pil pahit. Mau tidak mau, mereka harus menerima kenyataan kembali gagal beribadah haji.
Tak dipungkiri, pembatalan haji itu membuat calon jamaah kecewa. Salah satunya, Laelan Saidah.
Baca Juga: Imbas Keputusan Menteri Agama, 29.916 Calon Jemaah Haji dari Jateng Batal Berangkat
Perempuan 43 tahun itu lagi-lagi merasa kecewa lantaran kembali gagal naik haji. Semula, Saidah menolak untuk diwawancarai.
Pasalnya, dia enggan mengingat-ingat kembali sedih dan kecewanya setelah mendengar info pembatalan haji dua tahun berturut-turut.
Tetapi, setelah diyakinkan, Saidah akhirnya bersedia meluapkan kesedihannya itu.
Saidah bercerita, dia dan suaminya Isroil Marzuki sudah mendaftar haji sejak November 2012. Saat itu, dia dan suaminya mendaftar haji menggunakan dana talangan.
Kemudian dia membayar dana talangan tersebut setiap bulan. Perbulan, dia harus membayar tagihan sekira Rp 2 juta per orang.
Baca Juga: Curhat Ibu Kecewa Batal Berangkat Haji, Menunggu 10 Tahun hingga Sakit-sakitan
Uang tersebut, hasil menyisihkan dari penghasilannya sebagai admin di Yayasan Daarul Hikmah.
Tak hanya itu, Saidah dibantu dari penghasilan suaminya dan orang tuanya dalam membayar dan melunasi biaya haji tersebut. Totalnya Rp 35 juta. Dia mencicil dana haji selama 8 tahun.
"Cicilan ke bank sekira Rp 2 jutaan, pelunasannya terakhir 2019. Harusnya berangkat 2020," katanya mulai bercerita.
Sayangnya, kata Saidah, pada awal 2020 virus corona mulai mewabah. Akibatnya, pemberangkatan haji pun dibatalkan.
Pemerintah Arab Saudi menutup rapat pintu masuk agar tak memperparah penyebaran Covid-19.
Saat itu, Saidah mengaku sangat kecewa. Meski sudah pernah umroh, tapi dirinya merasa sangat sedih lantaran tak bisa mengobati kerinduan beribadah di depan Ka'bah.
"Tahun pertama pengumuman pembatalan itu enggak bisa dibohongi. Saya nangis, di rumah nangis, habis sholat nangis, nyesek. Sedih, sedih banget," ungkapnya.
Saat itu, Saidah merasa sangat down dan kehilangan semangat. Dia hanya bisa pasrah, menggantungkan pemberangkatan yang tak pasti ke pemerintah.
"Suami dan keluarga serta teman-teman support. Selain sabar dan terima ya kita nggak bisa berbuat apa-apa. Karena sudah keputusan pemerintah," keluhnya.
Setahun berselang, pada 2021 ini, lagi-lagi dirinya mendapat kabar tak mengenakan. Pemberangkatan haji dibatalkan lagi.
Meski kecewa, kata Saidah, tak separah saat pembatalan pertama tahun sebeulmnya. Padahal, dia sudah menyiapkan semua kebutuhan dan melengkapi segala kebutuhan administrasi.
"Kecewa tetap, karena harapannya bisa berangkat. Semua sudah siap, dari pakaian, obat, keperluan lainnya. Mungkin nggak cuma saya, semua calon haji sudah siap. Tinggal nunggu koper dan mindahin baju ke koper. Tinggal berangkat. Terakhir suntik meningitis, paspor sudah. Sekarang vaksin pun sudah," paparnya.
Saidah mengaku, memiliki alasan kuat agar bisa kembali beribadah di depan Ka'bah usai melaksanakan umroh beberapa tahun lalu. Dia merasa betah dan nikmat di Ka'bah.
Bahkan, saat itu Saidah terpikir ingin bermukim dan menjadi warga Arab Saudi agar bisa pergi ke Ka'bah kapan saja.
"Saya sudah umroh, merasa nikmat ibadah di sana. Mungkin, kalau tidak ada tanggung jawab mengurus anak, lebih pilih tinggal di sana," ungkapnya sambil mengenang saat umroh.
"Saya kangen Ka'bah, saya pengen ke sana lagi. Merasa dekat dengan Allah. Seperti dirangkul, hangat aja. Kita bisa mencurahkan beban apa yang dirasa. Kita lebih dekat dengan sang pencipta," sambungnya.
Saidah, merupakan salah satu calon jamaah haji dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Daarul Hikmah.
Dia berharap, pemerintah dapat mengupayakan agar calom jamaah haji yang sudah harusnya berangkat sejak 2020 bisa segera diberangkatkan dengan mengikuti prosedur yang ada.
"Saya belum begitu paham seperti apa pengurusan di sana (Arab Saudi). Kalau memang bisa diusahakan jamaah haji yang diharuskan berangkat ya berangkat aja," pintanya.
"Kendalanya di mana? Kalau prosesnya karena Covid, sekarang kan ada swab, ada vaksin. Kalau itu langkah-langkah yang harus dilalui jamaah, ya sudah dilakasanakan aja harusnya seperti apa, prosedurnya seperti apa. Tapi jangan dibatalkan terus," tambahnya saat ditemui di kediamannya di Pamulang, Tangsel.
Kontributor : Wivy Hikmatullah
Berita Terkait
-
UMKM Naik Kelas, Sanrah Food Buktikan Peran BRI Dalam Ekspor Produk Lokal
-
Momen Prabowo Cium Hajar Aswad saat Menunaikan Ibadah Umrah
-
Fikri Faqih Soroti Evaluasi Haji 2025, dari Visa Furoda Hingga Digitalisasi Layanan Haji
-
Prabowo dan MBS Bahas Sederet Isu Haji, Saudi Kasih Sinyal Positif soal Penambahan Kuota?
-
Apa Alasan Ustaz Erwandi Keluarkan Fatwa Haji di Indonesia Tidak Lagi Wajib?
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp400 Ribu Lewat 9 Link DANA Kaget Hari Ini
-
Tumbuhkan Ekonomi Inklusif, Bank Mandiri Bekali 70 Usahawan Kreatif Naik Kelas di Depok
-
5 Rekomendasi Warna Cat Dulux Untuk Ruang Tamu Agar Terlihat Mewah
-
UMKM MerapatKUR BCA 2025: Pinjaman Tanpa Agunan Hingga 500 Juta
-
Duel Abadi di Kamar Mandi: Sabun Cair vs Sabun Batangan, Mana Lebih Bagus?