Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 21 Juni 2021 | 13:26 WIB
Pekerja melintas di Terowongan Kendal di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Warga positif COVID-19 di Jakrata akan melonjak sampai 218 ribu orang di Agustus 2021 mendatang. Prediksi itu disampaikan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Kini kasus aktif merupakan orang terjangkit corona yang belum sembuh dan saat ini sedang menjalani masa isolasi atau perawatan di rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan dengan kondisi kenaikan yang signifikan seperti sekarang, pihaknya mencoba melakukan prediksi jika penularan virusnya terjadi secara maksimal di masyarakat.

Pada perkiraaan penambahan kasus aktif maksimal, jika diteruskan, maka akan ada 218 ribu orang positif Covid-19 di bulan Agustus.

Baca Juga: Bupati Majalengka Positif COVID-19, Sekda: Yang Pernah Interaksi Lapor

"Kalau kita lakukan prediksi ini bisa sampai tembus kasus aktif harian itu mencapai lebih dari 70 ribu. Bahkan kalau sampai agustus bisa mencapai 218 ribu," ujar Widyastuti melalui siaran di kanal YouTube BNPB, dikutip Senin (21/6/2021).

Beberapa pekerja kantoran berjalan bersama usai jam kantor di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (8/6). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dari grafik yang dipaparkan Widyastuti, memang jika penularannya moderat, maka penambahannya tidak separah ketika maksimal.

"Kami mencoba secara prediksi pemignkatan yg moderat, itu angka grafiknya sedikit landai, tapi pada saat kondisi yang maksimal, itu luar biasa," katanya.

Penularan secara maksimal ini disebutnya karena adanya varian baru Covid-19 yang merebak di tengah masyarakat. Penularan dan penyebarannya disebut lebih cepat.

"Hal ini terkait dengan adanya prediksi varian baru yang menjadi perhitungan kita. Jadi kami menghitung kasus aktif harian di DKI Jakarta itu sangat luar biasa," ucapnya.

Baca Juga: Diduga Depresi, Wanita 23 Tahun Bunuh Diri Usai Dinyatakan Positif Covid-19

Karena itu, agar tak terjadi penularan maksimal, maka diperlukan intervensi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

Pembatasan terhadap mobilitas masyarakat harus segera dilakukan demi menekan penularan.

"Ini tentunya angka prediksi. Kenapa kita hitung? Karena kita harus intervensi sesuatu yang lebih masif seperti halnya di tahun-tahun lalu. Tentu yang berbeda adalah kalau tahun lalu sekupnya hanya di Jakarta dan sekitarnya, tetapi tentu dengan tahun ini karena maraknya di provinsi lain bisa diharapkan pembatasan yang lebih luas," pungkasnya.

Load More