Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Muhammad Yasir
Rabu, 30 Juni 2021 | 18:22 WIB
Direskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis (kanan) bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam konferensi pers terkait pasokan tabung oksigen di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (30/6/2021). [Suara.com/Muhammad Yasir]

SuaraJakarta.id - Polda Metro Jaya mengingatkan kepada ritel untuk tidak menimbun atau memainkan harga jual tabung oksigen di tengah meningkatnya permintaan. Mereka yang coba menimbun atau menaikkan harga akan ditindak secara tegas.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke produsen hingga distributor tabung oksigen.

Berdasar hasil pengecekan, dia mengklaim ketersediaan masih mencukupi dengan harga yang masih normal.

"Saya mengimbau khususnya kepada ritel-ritel jangan sampai ada bermain-main untuk mencoba-coba menyimpan atau mencoba menaikan harga," kata Aulia di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/6/2021).

Baca Juga: Makin Menggila, Kini Harga Tabung Oksigen 1000 Liter Tembus Rp 2 Juta

Dalam kesempatan yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyebut permintaan tabung oksigen di pasar belakangan banyak dari kalangan perorangan.

Mereka diduga panik menyusul terjadinya lonjakan angka kasus positif COVID-19.

Atas hal itu, Yusri mengimbau masyarakat tak perlu panik. Sebab, ketersediaan tabung oksigen menurutnya masih tercukupi.

"Mereka menyimpan sendiri masing-masing, sehingga ini mengurangi stok yang ada di beberapa toko-toko yang biasanya dibeli secara perorangan. Tetapi untuk rumah sakit sampai dengan saat ini tercukupi," ujar Yusri.

"Kendala yang pertama adalah bahwa memang tabung gas khusus oksigen ini impor dari luar," imbuhnya.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Rabu 30 Juni 2021, DKI Jakarta Paling Berbahaya

COVID-19 Jakarta Melejit

Berdasar data Satgas Penanganan COVID-19 yang dihimpun Suara.com melalui laman covid19.go.id pada Selasa (29/6/2021) kemarin, terjadi peningkatan angka kasus positif COVID-19 sebanyak 20.694.

Di Jakarta sendiri mengalami penambahan sebanyak 8.348 kasus. Secara kumulatif sudah ada 528.409 kasus positif yang ada di wilayah ibu kota.

Pasien COVID-19 memakai alat bantu oksigen menunggu untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Menyikapi itu, Polda Metro Jaya bersama Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan pembatasan dan pengendalian mobilitas warga hingga ke daerah penyangga.

Ada 35 titik ruas jalan di wilayah Jakarta dan daerah penyangga yang menerapkan kebijakan tersebut sebagai upaya untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

Isi Ulang Oksigen Langka

Lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta diduga memicu terjadinya kelangkaan tabung oksigen. Akibatnya salah satu depot pengisian ulang oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, diserbu warga.

Antrean panjang pun tidak terhindarkan. Terlihat puluhan warga yang mengantre sambil membawa tabung oksigen.

Pantauan Suara.com di lokasi, Rabu (30/6/2021) pukul 14.59 WIB, antrean panjang masih terjadi.

Warga mengantre di depot isi ulang oksigen di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (30/6/2021). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

Yatni salah satu warga mengatakan, rela mengantre untuk kebutuhan tiga saudaranya yang terpapar COVID-19.

Ketiga kerabatnya itu, lanjut dia, menjalani isolasi mandiri di rumah, karena tidak mendapatkan ruangan di rumah sakit.

Dia juga mengaku hanya di lokasi ini oksigen yang masih tersedia. Sebelumnya Yatni sudah mencari di beberapa tempat, namun habis.

"Sudah ke Pasar Pramuka, dan tempat lainnya, stoknya habis, makanya saya ke sini," kata Yatni saat ditemui Suara.com di lokasi.

Di samping itu Yatni mengungkapkan, harga isi ulang oksigen per meter kubik mengalami kenaikan, dari sebelumnya Rp 15 ribu menjadi Rp 18 ribu.

Load More