SuaraJakarta.id - Apakah PPKM diperpanjang? Sebab epidemiolog Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman menekankan bahwa Indonesia belum terbebas dari gelombang Covid-19 terutama virus corona varian delta.
Aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Jawa-Bali berakhir hari ini, Senin, 23 Agustus 2021.
Terkait keputusan apakah akan kembali diperpanjang atau tidak, baru akan diumumkan nanti malam oleh pemerintah.
"Masa krisis masih ada, bahwa kita sudah melampaui puncak kasus untuk Jawa dan Bali secara umum, iya. Tapi belum selesai masa krisis ini dan masa depan dari kurva kita ini akan ditentukan oleh kita, manusia yang ada di masyarakat, pemerintah, swasta dan lainnya," ucapnya saat dihubungi Suara.com, Senin (23/8/2021).
PPKM yang diterapkan sejak awal Juli lalu memang mampu menahan pergerakan masyarakat saat ini.
Namun menurut Dicky, hal itu hanya mencegah kemungkinan skenario terburuk dari kasus Covid-19.
Tetapi tidak mengubah krisis yang terjadi.
"Harus diingat, PPKM ini hanya memperlambat penyebaran virus, dia tidak menghentikan, belum bisa menghentikan, karena tidak berhasil menemukan kasus-kasus yang banyak," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini masih banyak kasus positif Covid-19 di Indonesia yang belum ditemukan.
Baca Juga: PPKM di Bandarlampung Diklaim Turunkan Mobilitas Warga hingga 25 Persen
Bahkan jumlahnya bisa mencapai 50 ribu per hari.
Kondisi itu terjadi lantaran masih belum optimalnya testing juga tracing yang dilakukan.
Bahkan, Dicky mengkritik bahwa pelacakan infeksi baru di Indonesia justru cenderung turun.
"Secara nasional, harusnya satu orang dites per 1.000 penduduk, ini hanya 0,4. Di tengah kondisi saat ini adalah untuk menemukan satu kasus terkonfirmasi covid di Indonesia hanya perlu 4 atau 5 orang di tes. Artinya positivity rate kita rata-rata di atas 20 persen sejak masa gelombang Delta, ini berbahaya," ucapnya.
Ia mengatakan, jika pemerintah memberlakukan pelonggaran PPKM tetapi tidak dengan ukuran yang tepat berdasarkan data epidemiologi setempat, maka akan berpotensi terjadi lonjakan baru lagi.
Berita Terkait
-
4 Pilihan Parfum dengan Aroma Harum Elegan Seperti Pengantin Jawa
-
Melanie Subono Sentil Keras Mason Elephant Park Bali: Gajah Ditunggangi dan Dijadikan Kanvas Lukis
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Melalui Kolaborasi Global di Bali, BKSAP Dukung Penguatan Diplomasi Ekonomi Biru Berkelanjutan
-
Bahas Aset Negara, Dedi Mulyadi Sambangi KPK
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
-
7 Tren Fintech yang Diprediksi Mengubah Cara Masyarakat Bertransaksi pada 2026
-
Libur Tahun Baru 2026 Sudah di Depan Mata! Ini Jadwal Libur ASN yang Dinanti
-
8 Mobil Bekas untuk Mengatasi Biaya Perawatan Tak Terduga bagi Pengguna Minim Jajan
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?