Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 25 Agustus 2021 | 09:05 WIB
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat meninjau vaksinasi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Pamulang, Kamis (4/3/2021). [Suara.com/Wivy]

SuaraJakarta.id - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengklaim sudah menyiapkan skenario terkait sekolah tatap muka di Tangsel jika nantinya akan direalisasikan.

Benyamin mengatakan, nantinya jumlah pelajar yang melakukan sekolah tatap muka hanya 50 persen dari kapasitas.

Untuk harinya akan diatur bergantian. Hanya berlangsung dua hari dengan pembatasan jam belajar di kelas hanya 2-4 jam.

"Misalnya kelompok pertama Senin dan Selasa hanya 50 persen yang offline, lainnya online. Hari Rabu kelas dibersihkan dulu, nanti baru giliran Kamis-Jumat itu kelompok lain yang tadinya offline jadi online. Bergantian," beber Benyamin di Puspemkot Tangsel, Selasa (24/8/2021).

Baca Juga: Polda Metro Jaya Bekuk Begal Warkop di Tangsel, Terlacak Lewat IMEI HP

Lebih jauh, Benyamin mengungkapkan, pihaknya menutup kantin sekolah dan tak ada jam istirahat untuk siswa.

Terpenting, lanjut Benyamin, yakni siswa mendapat izin dari orang tua jika memang harus melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Tapi ini sekali lagi, kami masih akan bahas detailnya, karena kami harus cek lagi seperti apa sarana prasarana kesehatan di sekolah," tutur Benyamin.

Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie di Puspemkot Tangsel, Selasa (24/8/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Pemkot Tangsel sendiri masih mengkaji pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah, meski PPKM sudah turun status ke level 3.

Benyamin mengungkapkan, pihaknya masih belum berani menggelar uji coba PTM dalam waktu dekat. Pasalnya, vaksinasi masyarakat umum serta pelajar belum mencapai target.

Baca Juga: Penganiayaan Balita oleh Ibu Angkat di Tangsel Sudah Berjalan Setahun, Direkam Babysitter

"Walaupun Intruksi Mendagri dapat dilakukan sekolah tatap muka dengan sangat terbatas, tapi kondisinya akan kami nilai. Kenapa demikian? Vaksinasi kami baru mencapai 46 persen. Kami akan melihat perkembangan di kewilayahan dulu seperti apa untuk lebih detailnya lagi," tuturnya.

Alasan lain PTM di Tangsel masih dikaji lantaran masih banyak sekolah yang belum siap menerapkan sarana prasarana protokol kesehatan COVID-19.

Itu lantaran banyaknya sekolah dari tingkat TK/Paud hingga SMP yang mengaku belum siap melaksanakan PTM pada Data Pokok Peserta Didik (Dapodik) yang diisi masing-masing sekolah. Bahkan, banyak juga sekolah yang tak mengisinya.

Dokumentasi - Sejumlah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 006 Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (23/3/2021). [ANTARA FOTO/Teguh Prihatna]

"833 TK/Paud, 117 prinsipnya sudah siap. Tapi 173 belum siap, sisanya tidak mengisi. Ini kesiapannya setelah mereka mengisi laman Dapodik. Kemudian untuk SD negeri dan swasta dari 318 sekolah, 81 sudah siap, 189 masih belum siap," paparnya.

"Untuk SMP, dari 130 SMP negeri dan swasta, 53 sudah siap pembelajaran tatap muka, dan 70 belum siap. Selebihnya belum lapor, belum mengisi laman dapodik."

"Pertimbangannya juga karena vaksinasi kita masih 45 persen. Kalau sudah 60-70 persen, tatap muka bisa kita lakukan besok juga. Tunggu vaksinasi, kesiapan sekolah juga kesiapan infrastruktur layanan kesehatan. Uji coba PTM belum akan dilakukan dalam waktu dekat," pungkas Benyamin.

Load More