SuaraJakarta.id - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebutkan bahan berbahaya dan beracun (B3) atau limbah medis meningkat hingga 200 persen sejak Juni 2021.
Limbah medis tersebut terdiri dari alat pelindung diri bekas, hasil swab PCR, antigen, dan sampah vaksinasi.
"Kalau naik sebenarnya bisa sampai 200 persen lebih dari yang rumah sakit karena rumah sakit kan kita ada yang dikhususkan dalam menangani COVID-19," kata Kepala Seksi Pengelolaan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Rosa Ambarsari, Senin (27/9/2021).
Rosa menjelaskan kenaikan limbah medis terjadi ketika DKI Jakarta dilanda gelombang COVID-19 kedua pada Juni lalu.
Baca Juga: Gerindra Duga Agenda Interpelasi Anies Besok Akal-akalan Bamus DPRD DKI
Kala itu, lanjut Rosa, jumlah pasien di setiap rumah sakit dan tempat isolasi semakin membludak.
Sampah vaksin seperti jarum suntik pun semakin meningkat lantaran kala itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gencar menjalankan program vaksinasi massal.
Hal tersebutlah yang membuat jumlah sampah medis di lima wilayah DKI Jakarta semakin menumpuk.
Rosa mengaku pihaknya sempat berjibaku menangani lonjakan sampah medis di setiap rumah sakit dan puskesmas.
"Awalnya kita sebenarnya juga tidak terlalu siap untuk menangani limbah yang tiba-tiba banyak dari tempat isolasi maupun dari rumah tangga," ujar Rosa.
Baca Juga: Parodikan Warkop DKI, Dirjen KI Sebut Warkopi Melanggar HAKI
Saat ini, Pemprov DKI menyesuaikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan jumlah pasien COVID-19 menurun, sehingga jumlah sampah medis pun berkurang.
"Pastinya karena kasusnya sudah menurun pastinya limbah juga demikian, terjadi penurunan yang signifikan," tutur Rosa.
Kini, pihaknya masih bekerja sama dengan beberapa pihak swasta dalam menangani limbah medis dari proses pengumpulan hingga pemusnahan. Rosa memastikan penanganan limbah medis dilakukan sesuai prosedur agar tidak berbahaya bagi lingkungan. [Antara]
Berita Terkait
-
Awas, Tak Lolos Uji Emisi di Jakarta Kena Denda Rp 50 Juta
-
Minta Pramono Segera Isi Posisi Kosong di Pemprov DKI, DPRD: Jangan Impor Pejabat!
-
Fenomena Super New Moon, 11 Kelurahan di Jakut dan Kepulauan Seribu Berpotensi Terendam Banjir Rob
-
Kecewa dengan Bank DKI, Ketua DPRD DKI: Tapi Jangan Sampai Kosongkan Rekening
-
Profil dan Sepak Terjang Amirul Wicaksono, Eks Direktur IT Bank DKI yang Dicopot Pramono Anung!
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
Terkini
-
Tarif Baru Sempat Bikin Kaget, Biaya Konsumsi Air PAM Jaya di Apartemen Bakal Dihitung Per Unit
-
Asal Jalan Ditutup, Dishub DKI Sebut JLNT Aman Dilintasi Pesepeda
-
Warganet Ngeluh Sepeda Hilang Saat Diparkir di Stasiun, MRT Janji Perbaiki Prosedur Keamanan
-
Pemprov DKI Pikir-pikir Polisikan Pelaku Pencuri Pelat Besi JPO Daan Mogot
-
Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot