Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Rabu, 29 September 2021 | 08:05 WIB
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman (kanan) saat memberikan motivasi dan bimbangan kepada belasan manusia silver yang terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy HIkmatullah]

SuaraJakarta.id - Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman mengamuk saat memberikan motivasi dan bimbingan kepada manusia silver usai terjaring razia, Selasa (28/9/2021) malam.

Pantauan SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Wahyu naik pitam saat sedang memberikan arahan, semangat dan memberi peringatan kepada para manusia silver yang duduk berjejer di hadapannya.

"Mental kita yang harus diubah. Kecuali siapa si itu karena dia disabilitas mungkin akan kita rehabilitasi. Kalau kalian masih kuat-kuat, kalau lari olahraga, kalah saya sama kalian. Jadi jangan punya mental untuk meminta-minta mulu, berubah bangkit. Cari kerjaan yang lebih baik," kata Wahyu kepada belasan manusia silver yang terjaring razia.

Namun, perkataan Wahyu tersebut kemudian ditimpali salah seorang manusia silver yang duduk berjejer itu.

Baca Juga: Viral Bayi Manusia Silver, Ini Risikonya Menurut Dokter Spesialis Kulit

"Ya sebenarnya saya juga enggak mau begini ya panas-panasan jadi manusia silver," katanya.

Belasan manusia silver terjaring razia oleh petugas Satpol PP Tangsel, Selasa (29/9/2021). [SuaraJakarta.id-Suara.com/Wivy Hikmatullah]

Mendengar itu, Wahyu langsung naik pitam dan emosi. Seketika, Kadinsos Tangsel ini menendang kotak kayu uang milik salah satu manusia silver.

Tak hanya Wahyu, petugas lainnya juga ada yang ikut geram lantaran menganggap manusia silver tersebut ngeyel saat diberi wejangan yang positif.

"Eeh kamu jangan ikut-ikutan ngomong, diam, goblok ya?" ungkap salah satu petugas, kesal.

Kepada awak media, Wahyu mengakui sempat marah lalu menendang satu kotak kayu berisi uang milik manusia silver. Menurutnya, para manusia silver itu harus diberikan syok terapi.

Baca Juga: Satpol PP Tangsel Akui Kesulitan Razia Manusia Silver: Mereka Tahu Jam Patroli

"Karena karakter mereka di jalan kan keras. Di lingkungan geng dia juga keras. Jadi kalau biasa-biasa saja, nggak masuk ke mindset mereka. Jadi kita juga ada tekanan sedikit, dan ada intimidasi sedikit. Kita juga harus menunjukan performance, kita juga bisa keras," ungkap Kadinsos Tangsel.

Ilustrasi - Penertiban Manusia Silver. [Ist]

Untuk membuat jera para manusia silver itu, Wahyu juga memberikan mereka gambaran terkait kehidupan di lembaga pemasyarakatan.

Pasalnya, dengan menjadi manusia silver untuk mengamen atau mengemis, dapat dikenakan tindak pidana ringan karena mengganggu ketertiban umum.

"Kalau terkena pidana ringan, kurungan 4 bulan ya tetap dititip dibawa ke lapas terdekat yaitu di Jambe, Kabupaten Tangerang. Nantinya mereka akan bertemu dengan napi berbagai kasus pidana, yang bisa saja usil ke mereka yang hanya kasus meminta-minta," bebernya.

Meski begitu, belasan manusia silver itu akhirnya dipulangkan pihak Pemkot Tangsel. Mereka diberi kesempatan terakhir untuk mencari pekerjaan lain yang tak mengganggu ketertiban umum.

"Kita berikan kesempatan kepada mereka, jika terjaring lagi akan dilakukan tindak pidana ringan," pungkasnya.

Bayi diajak ke jalan jadi manusia silver (instagram)

Diketahui, razia manusia silver tersebut merupakan buntut dari viralnya bayi yang dijadikan manusia silver dan dimanfaatkan untuk mengamen di depan SPBU di Pamulang.

Kasus itu pun jadi sorotan banyak pihak sehingga Dinsos dan Satpol PP Tangsel melakukan razia.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More