Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 08 Oktober 2021 | 17:39 WIB
Spanduk peringatan untuk hati-hati dari ular berbisa terpasang di area sekitar rumah kediaman MO, bocah 6 tahun yang jadi korban gigitan ular, di Kampung Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (8/10/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Area lingkungan rumahnya pun merupakan kebun. Banyak pohon bambu di sisi dan belakang rumahnya.

Yoyon dan keluarganya terpaksa menempati rumahnya itu setelah rumahnya habis terbakar pada 2019 dan tak mampu bayar uang kontrakan.

Tanah tempat rumahnya berdiri pun milik orang lain yang Yoyon dan suaminya garap. Sementara sang suami, Saidin hanya bekerja sebagai kuli serabutan yang penghasilannya tak menentu.

Saat ini, Yoyon mengaku, sudah banyak komunitas reptil dari Purwokerto, Bandung dan lainnya yang datang untuk memberi bantuan obat mengobati bekas gigitan ular di kaki anaknya.

Baca Juga: Dugaan Korupsi KONI Tangsel, Rita Juwita dan Suharyo Didakwa Buat Kegiatan Fiktif

Di tempat yang sama, Ketua RT setempat Suarta mengakui, bahwa lingkungannya yang masih banyak area perkebunan dengan rumput liar dan pepohonan itu, rawan serangan ular.

Suarta yang sudah menjabat sebagai RT selama 6 tahun itu, mengungkapkan sudah tiga warganya yang digigit ular.

Sedangkan untuk MO, Suarta menyebut, pihak lingkungan, kelurahan dan puskesmas sudah turun tangan untuk membantu pengobatan.

Bahkan, area rumah Yoyon pun kini dipasangi spanduk sebagai area berbahaya rawan ular berbisa.

"Dari awal sebagai pihak lingkungan kita sudah bantu sebisa mungkin. Kami meminta warga untuk waspada, terurtama rumahnya yang banyak pepohonan karena rawan jadi sarang reptil," ungkap Suarta.

Baca Juga: Arti Mimpi Digigit Ular, Salah Satunya Bakal Dapat Rezeki, Benarkah?

MO, bocah 6 tahun di Setu, Kota Tangerang Selatan, korban gigitan ular saat ditemui di kediamannya, Jumat (8/10/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More