TB Sos menyebut, dari peperangan itu, KH Ibrahim dan Laskar Rakyat yang sudah terkepung tewas diberondong peluru oleh Belanda. Sehingga, ratusan orang yang ikut dalam rombongan tersebut tewas bersimbah darah, termasuk KH Ibrahim.
"Ini ada kaitannya dengan sejarah Pahlawan Seribu saat Laskar Rakyat menyerang NICA. Sehingga menyebabkan 700 mati. Sebanyak 699 orang dimakamkan di satu lubang, sementara satu lubang lagi untuk KH Ibrahim," ungkap TB Sos.
"Darah dari para pahlawan itu bahkan mencapai selutut orang dewasa dan bertahan berbulan-bulan," tambahnya.
Lama setelah peristiwa berdarah dan mulai bebas dari para penjajah, bangunan bivak itu dibiarkan terbengkalai. Informasi yang dihimpun SuaraJakarta.id, bangunan itu sempat dijadikan warung makan oleh warga yang ada di sekitar.
Baca Juga: Sejarah Piala Thomas Terlengkap, dari Sosok Sir George Alan Thomas
Tetapi, kemudian kembali diubah penggunaannya sebagai kantor Satpas SIM Pembantu Serpong Polres Tangerang Selatan. Diketahui, gedung itu mulai beroperasi sebagai pembuatan SIM pada 2014.
Dahulu, kata TB Sos, dalam bangunan tersebut terdapat sejumlah ruang tahanan atau penjara yang digunakan untuk mengurung warga sekitar oleh Belanda. Tetapi, kini penjara itu tak ada lagi.
Pasalnya, seluruh ruangan di dalamnya sudah dijadikan untuk proses pembuatan SIM. Meski begitu, bentuk bangunannya tetap dipertahankan, masih terlihat bergaya Indis. Temboknya masih sangat kokoh.
"Tapi memang ada beberapa yang sudah diubah. Seperti ruang penjara sudah tidak ada, tempat upacara pasukan Belanda di bagian depan berbentuk bulat juga sudah tidak ada," papar TB Sos.
Baca Juga: Sejarah Perjanjian Roem-Royen, Isi Serta Implikasinya Pada Kemerdekaan Indonesia
Soal status aset sejarah, TB Sos mengaku, hanya mengetahui bahwa aset tersebut sudah milik Polri setelah sengaja disertifikasi oleh salah satu mantan Lurah pengganti yang merupakan seorang perwira kepolisian.
Berita Terkait
-
Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda, Seksualitas Nyai dengan Tuan Eropa
-
Dinilai Berbahaya, Eks Pegawai KPK Bongkar Dosa-dosa Lili Pintauli usai jadi Stafsus Walkot Tangsel
-
Agen Soal Pascal Struijk: Dia Bingung Tentukan Pilihan
-
Sejarah Hari Buruh Nasional 1 Mei: Sejak Zaman Kolonial Belanda hingga di Jogja
-
Pascal Struijk: Saya Bicara dengan Manajer Timnas
Terpopuler
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Ciro Alves pada Musim Depan
- Terlanjur Gagal Bayar Pinjol Jangan Panik, Ini Cara Mengatasinya
- Mayjen Purn Komaruddin Simanjuntak Tegaskan Sikap PPAD
- 7 HP Android dengan Kamera Setara iPhone 16 Pro Max, Harga Mulai Rp 2 Jutaan Saja
- Pascal Struijk Bongkar Duet Impian, Bukan dengan Jay Idzes atau Mees Hilgers
Pilihan
-
Jelang Kongres Tahunan, Erick Thohir Bocorkan Masa Depannya di PSSI
-
4 Rekomendasi HP Samsung Rp 3 Jutaan Terbaik April 2025, RAM Besar dan Kamera Ciamik
-
Bak Lelucon, Eliano Reijnders Tertawa Jawab Rumor Bakal Pindah Liga Malaysia
-
Wahana Permainan di Pasar Malam Alkid Keraton Solo Ambruk, Ini Penjelasan EO
-
Nasib Muhammad Ferarri dan Asnawi Mangkualam Lawan MU Masih Abu-Abu, PSSI Angkat Bicara
Terkini
-
Indonesia Sang Penjaga Stabilitas ASEAN: Belajar dari Sukses Perdamaian Kamboja
-
Upaya Bangun Kualitas Hidup Keluarga di Kabupaten Kediri, Mas Dhito Gandeng Fatayat NU
-
Polisi Kejar Pelaku Pembakar Bocah 4 Tahun di Kosambi Tangerang
-
Anti Cekak Akhir Bulan, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Minggu 27 April 2025!
-
Laporan Dibegal, Pemuda di Tangerang Ternyata Tertembak Pistol Sendiri