Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 24 Januari 2022 | 16:23 WIB
Salah satu pedagang di Pasar Modern Serpong Kota Tangerang Selatan menata minyak goreng kemasan di warungnya, Senin (25/1/2022). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraJakarta.id - Penurunan satu harga minyak goreng menjadi Rp 14 ribu per liter di retail berdampak buruk bagi pedagang pasar. Minyak mereka tak laku lantaran masih dijual dengan harga tinggi.

Salah satu pedagang di Pasar Modern Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Lilis Hernawati (53) mengeluhkan soal penurunan harga minyak goreng satu harga di retail itu.

Dia sempat merasa ketakutan penurunan harga minyak goreng di retail akan membuat minyak yang dijual dengan harga tinggi tak laku.

"Sebenarnya kita sudah ketakutan, karena turunnya setengah harga. Nah satu hari setelah harga turun, minyak saya enggak ada yang beli satu liter pun," kata Lilis ditemui, Senin (24/1/2022).

Baca Juga: Operasi Minyak Goreng Murah di Banyuwangi Sepi Pembeli

Lilis mengaku, tetap menjual minyak goreng kemasan dengan harga lama yakni Rp 20 ribu per liter atau Rp 40 ribu untuk dua liter.

Dia bersikukuh tak menurunkan harga minyak goreng lantaran bakal merugi.

"Waktu itu kita belinya Rp 38 ribu dua liter, di jual Rp 40 ribu ya untungnya cuma Rp 2 ribu. Kalau dijual setengah harga, ya rugi banyak," ungkapnya.

Akibat tetap menahan harga minyak goreng itu, Lilis mengaku sempat mendapat ancaman dari orang yang tak dikenal, bahwa akan dilaporkan ke pemerintah karena menjual minyak goreng dengan harga mahal.

"Waktu itu ada bapak-bapak yang nanya harga dan mengancam bakal ngelaporin ke pemerintah. Ya saya tantangin aja, silakan laporkan, orang saya enggak dapat subsidi dari pemerintah," paparnya.

Baca Juga: Warga Ciputat Tangsel yang Meninggal Akibat Omicron Belum Pernah Divaksin

Di tengah harga minyak goreng yang tidak jelas itu, Lilis bahkan menolak tawaran dari distributor yang mengirim minyak ke lapaknya.

"Saya enggak mau ambil risiko lah, kalau saya ambil tiba-tiba harganya turun tapi saya harus bayar dengan harga saat mahal, ya enggak mau dong," bebernya.

Lilis yang lapak dagangannya pernah didatangi para pejabat saat sidak pasar, mulai dari presiden, menteri hingga Wali Kota Tangsel, berharap ada operasi pasar yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga minyak goreng.

"Inginnya tuh ada operasi pasar untuk menurunkan harga minyak lagi normal dua liter Rp 25 ribu. Pembeli enggak ngomel, pedagang juga enak menjualnya," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More