Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Fakhri Fuadi Muflih
Jum'at, 11 Februari 2022 | 16:44 WIB
Dokumentasi - Kemacetan di jalan Tol Dalam Kota, Jakarta, Selasa (11/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJakarta.id - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal tingkat kemacetan ibu kota yang turun hanya dua persen. Ia mengaku bersyukur dengan capaian ini.

Riza pun berharap turunnya tingkat kemacetan Jakarta bukan karena pandemi Covid-19. Pasalnya, sudah dua tahun ini ibu kota menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat.

Jika bukan karena pandemi, Riza menilai turunnya indeks kemacetan terjadi karena keberhasilan pihaknya menjalankan program integrasi transportasi.

"Kalau kemacetan menurun mudah-mudahan bukan karena pandemi. Artinya kita berhasil mengintegrasikan transportasi publik di Jakarta," ujar Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga: Wagub DKI Minta Revitalisasi Pasar Induk Kramat Jati Tak Ganggu Aktivitas Jual-beli

Tak hanya itu, Riza menilai masyarakat sudah semakin sadar untuk menggunakan transportasi umum. Hal ini disebutnya juga menjadi faktor menurunnya tingkat kemacetan.

"Itu artinya masyarakat sudah memahami betapa pentingnya kita berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi publik," pungkasnya.

Sebelumnya, tingkat kemacetan di Jakarta disebut telah mengalami penurunan. Bahkan, ibu kota saat ini menduduki peringkat 46 dari total 404 kota termacet di dunia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (kanan) menaiki JPO TransJakarta di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (27/3/2021). [Suara.com/Yaumal Asri Adi Hutasuhut]

Predikat ini diberikan oleh perusahaan perangkat GPS, Tomtom yang baru saja merilis merilis hasil survei kemacetan sejumlah kota di dunia per tahun 2021.

Data dari Tomtom traffic index, Jakarta disebut mengalami perbaikan kemacetan dari tahun sebelumnya, 2020.

Baca Juga: Tender Sirkuit Formula E Dimenangkan PT Jaya Konstruksi, Wagub DKI: Semua Sesuai SOP, Tak Perlu Dicurigai

Dilihat dari laman resminya, pemaparan data Tomtom Traffic Index menyebutkan saat ini Jakarta berada pada peringkat 46 dari total 404 kota pada tahun 2021. Pada tahun 2020, Jakarta berada pada peringkat 31 sebagai kota termacet di dunia.

Di tahun 2021, kemacetan Jakarta berkurang karena data Tomtom menunjukkan waktu perjalanan rata-rata berkurang 2 menit per hari. Lalu, tingkat kemacetan di Jakarta pada tahun 2021 sebesar 34 persen.

Dokumentasi - Suasana kemacetan di sepanjang ruas jalan tol dalam kota MT Haryono, Cawang, Jakarta, Senin (7/8/2017), di mana sementara itu BPS mencatat adanya penurunan daya beli otomotif pada semester I-2017. [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Dengan demikian, rata-rata waktu perjalanan 34 persen lebih lama dibandingkan dengan kondisi awal tanpa kemacetan. Angka tingkat kemacetan Jakarta ini berkurang 2 persen dari tahun 2020 dan menurun 19 persen dari tahun 2019.

Dari survei yang sama, Jakarta pernah masuk dalam 10 besar kota termacet sedunia. DKI menempati peringkat 4 kota termacet pada tahun 2017, lalu peringkat 4 pada tahun 2018.

Untuk tahun ini, peringkat pertama kota termacet sedunia adalah Istanbul, Turki dengan tingkat kemacetan sebesar 62 persen. Lalu, disusul Moscow, Rusia dengan tingkat kemacetan 61 persen dan peringkat ketiga ada Kyiv, Ukraina dengan angka 56 persen.

Load More