Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Minggu, 13 Februari 2022 | 09:05 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui warga yang tengah berziara ke makam keluarga yang wafat karena Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara. [Instagram@aniesbaswedan]

SuaraJakarta.id - Sebanyak 13.989 orang di DKI Jakarta wafat akibat Covid-19 sejak pandemi. Dampaknya lebih dari 9.000 anak menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam akun YouTube-nya, Sabtu (12/2/2022).

"Banyak di luar sana, anak-anak yang yatim, yang yatim piatu, karena orangtuanya terkena oleh Covid, wafat. Jika dulu kita tidak terbuka dengan data, maka hari ini kita tidak tahu, berapa jumlah anak yang ditinggal orangtuanya karena Covid," tutur dia dikutip SuaraJakarta.id—grup Suara.com—Minggu (13/2/2022).

"Ada lebih dari 9.000 anak yang orangtuanya meninggal karena Covid. 9.000 anak di Jakarta yatim atau yatim piatu karena Covid," Anies Baswedan melanjutkan.

Baca Juga: Kinerja Anies Selama di DKI Memuaskan Warga, Pengamat: Jika Menang Pilpres Maka Mencetak Rekor Sejarah

Anies pun mengungkapkan pentingnya pendataan yang terbuka soal jumlah warga yang wafat akibat Covid-19. Dari data itulah, kata Anies, ia meminta jajarannya untuk mencarikan anggaran untuk memberikan bantuan kepada anak yatim, piatu atau yatim piatu saat ini.

Pemprov DKI Jakarta pun melansir program Peduli Anak dan Remaja. Program itu berbentuk Kartu Peduli Anak dan Remaja untuk membantu anak-anak yang menjadi yatim atau yatim piatu akibat orangtuanya meninggal karena Covid-19. Baik itu untuk anak yang tergolong mampu maupun tidak mampu.

"Kirimkan pesan kepada setiap keluarga bahwa Pemprov DKI Jakarta melindungi setiap anak yang ditinggal oleh orangtuanya wafat karena Covid. Kita tidak pilih kasih. Status orangtuanya biarlah itu latar belakangnya," tutur Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. [Tangkapan layar YouTube]

Anies mengungkapkan, bantuan itu disalurkan kepada 4.345 anak yatim atau yatim piatu. Sementara 5.000 sisanya menyatakan tidak mau menerima karena sudah cukup.

"Pada waktu itu dalam rapat saya juga sampaikan. Ada semacam keyakinan atau feeling bahwa mungkin sebagian dari mereka akan menyampaikan terima kasih tidak mau terima (bantuan). Tapi, bagian kita bukan menyeleksi mana yang mau terima mana yang tidak, bagian kita menjangkau semua bahwa mereka nanti mau terima, Alhamdulillah. Tidak mau terima Alhamdulillah, enggak apa-apa. Tapi semuanya tahu kita peduli," ujar Anies.

Baca Juga: Ganjar Dikalahkan Anies dalam Survei, Relawan Tanggapi Santai: Masih Sangat Dinamis

Anies Baswedan menjelaskan, bantuan tersebut berupa bantuan sebesar Rp 300 ribu kepada setiap anak per bulan.

"Diberikan kepada anak-anak yang usianya di bawah 18 tahun. Atau remaja yang berusia di antara 18-22 tahun. Jadi intinya kita berharap membantu mereka yang masih dalam fase belajar," ucap Anies Baswedan.

Load More