Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 14 Februari 2022 | 22:05 WIB
Produksi tempe industri rumahan di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Senin (14/2/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

Abdul mengaku, dapat menghabiskan 50-80 kg kacang kedelai per hari untuk sekali produksi.

Abdul menjadi dilema dengan keadaan yang saat ini. Di satu sisi ia tidak mungkin melakukan produksi jika terus menambah modal. Padahal keuntungan yang ia dapat tidak bertambah.

Sementara jika ia berhenti menjadi produsen tempe, ia pun bingung harus berprofesi sebagai apa.

"Dilema, satu sisi enggak mungkin nombokin tiap hari. Tapi kalau ganti profesi mau jadi apa," ungkapnya

Baca Juga: Imbas Naiknya Harga Kedelai, Perajin Tahu Tempe Ancam Mogok Produksi, Kowantara: Warteg Ikut Terancam Tutup

Abdul berharap agar pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai dan menetapkan harga standar kacang kedelai. Sehingga modal yang dia keluarkan tidak bertambah.

"Kalau bisa ada penyetopan kenaikan, mungkin kalau ada kestandaran distandarkan jangan sampai naik tiap hari. Kalau bisa disetop harga berapa sudah anteng, jadi tidak mengambil modal kita," pungkasnya.

Kontributor : Faqih Fathurrahman

Load More