SuaraJakarta.id - Hingga kini tercatat masih ada lima provinsi di Indonesia yang masih menunjukan tren kenaikan kasus positif Covid-19.
Berdasarkan data yang ada, tren tersebut terjadi dalam minggu ini.
“Setidaknya pada minggu ini, hanya tinggal lima provinsi yang terutama masih terjadi peningkatan kasus, sedangkan yang lain itu memang sudah (memperlihatkan, red.) tren penurunan,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi 'Bersiap Hidup Di Era Endemi' di Jakarta pada Sabtu (12/3/20220.
Lima provinsi yang masih menunjukkan tren peningkatan kasus Covid-19 berada di luar wilayah Pulau Jawa dan Bali, yaitu Kalimantan Utara (Kaltara), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Tengah (Sulteng), Gorontalo, dan Aceh.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 11 Maret: Positif 2.548, Sembuh 5.212, Meninggal 15
Sedangkan provinsi lainnya telah menunjukkan tren penurunan, terutama di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Selain tren penurunan kasus positif Covid-19, angka positivity rate dan tingkat perawatan di rumah sakit (BOR) juga mengalami penurunan.
“Bahkan kalau kita lihat, laju penularan atau yang kita sebut sebagai reproduction number itu juga sudah mulai turun. Walaupun kalau kita lihat angkanya masih secara nasional di atas satu,” katanya.
Sementara terkait reproduction number, pemerintah menargetkan angka itu terus berada di bawah satu, setidaknya dapat dipertahankan hingga enam bulan agar bisa memastikan penularan betul-betul masuk level sangat rendah.
Ia mengatakan, sejumlah daerah di Jawa-Bali memiliki angka yang sudah kurang dari satu. Meskipun demikian, penurunan itu masih perlu dipantau lebih lanjut.
Nadia menekankan pemerintah tidak akan terlarut dalam kondisi terkendali tersebut. Pemerintah terus menargetkan jumlah kasus aktif juga positif di masyarakat terus bisa ditekan serendah-rendahnya.
Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Menurun Tapi Kok Kematian Masih Tinggi? Ini Penjelasan Kemenkes
“Target kita adalah menurunkan kasus serendah mungkin, kita pernah hanya 200 sampai 250 per hari dengan angka kematian kurang dari 20. Ini yang ingin kita capai, bahkan positivity rate kita pada waktu itu adalah 0,1 persen. Inilah yang ingin kita capai dalam rangka menyiapkan kita dalam kondisi pengendalian pandemi,” ucap dia. (Antara)
Berita Terkait
-
CEK FAKTA: Rekrutmen Kemenkes 2025 di Facebook, Asli atau Tipu-Tipu?
-
Cek Kesehatan Gratis Ulang Tahun 2025 Dimulai, Lahir Januari Apa Bisa? Ini Jawabannya
-
Kuota 30 Orang per Hari, Begini Skema Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas
-
Warga Tak Punya Ponsel Tetap Bisa Daftar Cek Kesehatan Gratis, Begini Caranya
-
Cek Kesehatan Gratis Serentak Mulai 10 Februari, Ini Daftar Jenis Pemeriksaan yang akan Diberikan
Terpopuler
- CEK FAKTA: Diskon Listrik 50 Persen Berlaku Lagi, Periode Maret-April 2025
- Pembagian Port Grup Piala Dunia 2026 Dirilis, Ini Posisi Timnas Indonesia
- Masak Rendang 12 Kg, Penampilan BCL di Dapur Jadi Omongan
- Cruiser Matik QJMotor SRV 250 AMT Paling Digandrungi di Indonesia
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
Pilihan
-
Petaka Mees Hilgers: Cedera Jadi Kontroversi Kini Nilai Pasar Terus Turun
-
Potret Denny Landzaat Salam-salaman di Gereja Saat Lebaran 2025
-
Media Belanda: Timnas Indonesia Dapat Amunisi Tambahan, Tristan Gooijer
-
Jumlah Kendaraan 'Mudik' Tinggalkan Jabodetabek Tahun Ini Meningkat Dibandingkan 2024
-
PSSI Rayu Tristan Gooijer Mau Dinaturalisasi Perkuat Timnas Indonesia
Terkini
-
Pramono Teken Pergub Syarat PPSU: Cukup Ijazah SD, Kontrak Kerja Tiap 3 Tahun
-
Baru Tempati Rumah Dinas, Pramono Curhat Jatuh dari Sepeda Sampai Pelipis Luka
-
Lebaran Pertama Pramono Sebagai Gubernur: Dari Istiqlal, Istana hingga Rumah Mega Tanpa Ganti Sepatu
-
Curhat Warga Langsung ke Gubernur Pramono Anung Saat Open House: KPDJ Belum Cair
-
Jalan Protokol Jakarta Lengang, Kadishub Sebut Kepadatan Meningkat di Hari Kedua Lebaran