Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Muhammad Yasir
Senin, 01 Agustus 2022 | 19:02 WIB
Lokasi penimbunan Bansos Presiden Jokowi di kawasan Depok, Jabar. (Suara.com/Arga)

SuaraJakarta.id - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Depok telah memeriksa pihak perwakilan dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan JNE. Pemeriksaan ini terkait bantuan sosial (bansos) Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masyarakat terdampak Covid-19 yang ditemukan ditimbun di Tugu Jaya, Kelurahan Tirta Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

"Penyidik Polres Depok melakukan pemanggilan pemeriksaan terhadap beberapa pihak yang hari ini sudah dilakukan di antaranya dari pihak Kemensos, JNE Pusat dan JNE Depok," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan kepada wartawan, Senin (1/8/2022).

Berdasar hasil pemeriksaan awal, kata Zulpan, pihak JNE menyebut bansos yang ditimbun tersebut merupakan beras rusak akibat terkena hujan dalam proses pengiriman. Mereka juga mengklaim telah menggantinya ke pemerintah.

"Dia menganggap beras itu milik JNE karena JNE telah mengganti ke pihak pemerintah," ungkap Zulpan.

Baca Juga: Kesaksian Penggali Lubang Kuburan Paket Bansos Jokowi di Depok: JNE Bilangnya Buat Septic Tank

Kendati begitu, Zulpan menyebut perwakilan dari JNE yang diperiksa belum bisa menunjukkan bukti dokumen terkait ganti rugi beras ke pemerintah.

Atas hal itu, penyidik rencananya akan melakukan pemeriksaan kembali ke salah satu pejabat JNE.

"Keterangan ini belum didukung dokumen. Jadi ini masih keterangan secara lisan," ujar Zulpan.

Sembako Bansos Sudah Membusuk

Mengutip dari Hops.id—jejaring Suara.com—peristiwa ini terungkap berawal dari kecurigaan seorang warga bernama Rudi Samin yang mengaku sebagai ahli waris pemilik lahan tersebut. Rudi mengaku mendapat laporan dari salah satu rekannya yang bekerja di JNE.

Baca Juga: Lunas usai 3 Kali Dicicil, Eks Mensos Juliari Koruptor Kasus Bansos Setor Uang Pengganti ke Kas Negara Rp14, 5 Miliar

"Saya dapat informasi dari orang dalam JNE yang katanya ada pemendaman sembako," ujarnya.

Berangkat dari rasa penasaran tersebut, Rudi Samin kemudian melakukan penelusuran informasi itu dengan menggali sebagian lahan.

"Saya telusuri sehari tidak dapat," katanya.

Kemudian Rudi Samin teringat seseorang berinisial S yang juga pernah bekerja di gudang JNE cabang Depok itu.

Rudi Samin mengatakan, S adalah mantan pekerja JNE yang sempat ia tolong karena pernah dituduh mencuri.

"Saya ingat punya klien inisial S, bahwa yang bersangkutan pernah kerja di sini (JNE) dan dia ngaku pernah diperintahkan bawa sembako ke dalam mobil besar oleh koordinator JNE inial A," tuturnya.

"Saya penasaran, maka saya cari, sampai dua hari. Nah hari ketiga saya dapat dengan menggunakan beko," sambungnya.

Lokasi penimbunan Bansos Presiden Jokowi di kawasan Depok, Jabar. (Suara.com/Arga)

Menurut pengakuan Rudi Samin, sembako Banpres yang dipendam itu jumlahnya bukan satu, namun patut diduga satu kontainer.

"Ini (sembako) dipendam. Artinya bukan satu ton tapi patut diduga satu kontainer JNE membawa sembako dan kemudian dipendam di sini," bebernya.

Lebih lanjut Rudi mengungkapkan, bahwa sembako bansos yang dikubur di situ sudah membusuk dan menimbulkan aroma yang cukup menyengat. Bentuknya berupa beras, ada ditemukan masih berada dalam satu karung.

"Beras itu masih ada yang karungan, sagunya juga ada," ungkapnya.

Rudi merasa yakin jika itu adalah sembako bansos presiden karena ada labelnya.

"Ada tulisannya, bantuan presiden yang dikoordinir Kemensos (Kementerian Sosial)," tuturnya.

Bahkan, lanjut Rudi Samin, hal itu diperkuat dengan pernyataan orang kepresidenan yang sudah turun langsung ke lokasi kejadian.

Load More