Disorot Ulama, Pencipta Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet Minta Maaf

SuaraJakarta.id - Pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet angkat bicara terkait polemik lagunya yang picu kontroversi dan mendapat sorotan dari ulama. Terutama terkait penggunaan nama Joko Tingkir dalam judul dan lirik lagu tersebut.

Melalui Channel YouTube Tama Halu 008, yang diunggah pada Jumat (19/8/2022) dini hari, pencipta lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet terseut menyampaikan permohonan maafnya.

Dia menyebut tidak ada niatan untuk melecehkan Joko Tingkir yang merupakan salah seorang ulama besar di Nusantara. Berikut pernyataan lengkap permohonan maafnya:

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baca Juga: Terkuak, FERDI AZIZ Nama Pencipta Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet, Youtuber TAMA HALU 008 dari Lampung

Di video kali ini dan dikesempatan kali ini izinkan saya untuk meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Lamongan dan pihak-pihak yang tersinggung atau kurang berkenan karena saya telah membuat lirik menggunakan nama Joko Tingkir.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena kekurang-ketidaktahuan saya, ketidakpahaman saya di balik nama Joko Tingkir ini adalah sosok seorang ulama besar dan dihormati di Jawa.

Saya mohon maaf, tidak ada niatan saya untuk melecehkan nama beliau. Saya akui karena saya tidak tahu dan saya kurang paham di balik sosok nama besar beliau.

Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan di channel saya sudah mengubah liriknya, tidak menggunakan Joko Tingkir lagi.

Dan tolong dimaafkan karena kekurangan-ketidaktahuan saya tentang Joko Tingkir dan saya juga mohon maaf sebesar-besarnya.

Baca Juga: Sukses Hibur Tamu Istana, Farel Prayoga Dinobatkan sebagai Duta Kekayaan Intelektual Kemenkumham

Jika permohonan maaf saya ini kurang berkenan atau kurang baik cara mengucapkan dan kurang sopan, saya sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pada dasarnya tidak ada niatan melecehkan nama besar beliau. Itu karena ketidaktahuan dan kekurangpahaman saya. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Semoga video permohonan maaf saya ini bisa diterima. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan terima kasih.

Kulo (saya--red) mohon maaf, nggih (ya), kulo mboten ngertos (saya tidak tahu) sama sekali bahwa beliau niku (itu) ulama besar.

Mohon maaf yang sebesar-besarnya semoga permohonan maaf saya ini bisa diterima.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.