Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Faqih Fathurrahman
Rabu, 21 September 2022 | 15:17 WIB
Sejumlah pengemudi taksi online asik berjoget saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Rabu (21/9/2022). (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Sejumlah pengemudi taksi online asik berjoget saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Rabu (21/9/2022). Aksi itu dilakukan sembari menunggu perwakilan mereka yang sedang masuk kedalam bertemu anggota dewan.

Alunan musik dangdut koplo yang diputar dari atas mobil komando menambah asik goyangan mereka.

“Ayo semuanya yang di punggir-pinggir semuanya bergabung,” kata orator dari atas mobil komando, deoan Gedung DPR RI, Rabu.

Saat asik berjoget tiba-tiba salah seorang massa aksi menyalahkan flare atau suar di atas mobil komando. Aksi itu menambah semangat para demonstran saat berjoget.

Baca Juga: Sedikit Lagi Langkah Sandy dan Jordi Bela Timnas Indonesia Terwujud, DPR RI Sudah Setuju

“Wuiih,” kata salah seorang demonstran sembari menatap flre.

Sebelumnya diberitakan, puluhan pengemudi taksi online menggelar demonstrasi di depan gedung DPR RI, pada Rabu (21/9/2022).

Ada beberapa tuntutan yang mereka sampaikan dalam aksi kali ini, di antaranya penetapan jam kerja bagi para pengemudi taksi online. Kemudian pengurangan potongan sebesar 20 persen.

“Kami meminta agar potongan dikurangi menjadi 15 persen,” kata salah satu pengemudi taksi online Firmansyah, saat di depan Gedung DPR RI, Rabu.

Aksi pengemudi taksi online (taksol) di depan Gedung DPR pada Rabu (21/9/2022). [Suara.com/Faqih]

Ia juga meminta untuk para perusahaan untuk tidak memutus mitra secara sepihak. Hal itu lantaran banyak mitra taksi online yang tiba-tiba saja diputus mitra.

Baca Juga: Anggota Dewan Kritisi Brigjen Hendra Kurniawan Naik Jet Pribadi Diduga Milik Mafia Judi

Selain itu mereka meminta operator untuk menghilangkan biaya pemesanan lantaran biaya pemesanan hanya menambah jumlah potongan.

“Memang biaya pemesanan dibebankan pada penumoang tapi kita juga mendapat potongan,” katanya.

Dalam tuntutannta mereka juga menuntut kesetaraan pendapatan. Lantaran selama ini order pengemudi taksi online tidak merata.

“Kalau yang gacor ya gacor, kalau yang anyep ya anyep. Jadi kami meminta kesetaraan,” jelasnya.

Kemudian tuntutan juga menyasar kepada pemisahan akun taksi online dengan taksi konvensional.

“Jadi penumpang selama ini mesennya gocar tapi yang dateng bluebird,” ungkapnya.

Para driver taksi online juga menuntut metode yang digunakan untuk menentukan argo. Terakhir mereka menuntut penentuan tarif dasar atas yang permanen.

“Kadang kan kalau ada kemacetan tarif melonjak setelah kita dapat orderan pas jam macet. Padahal sebelumnya belom ada lonjakan tarif,” pungkas Firmansyah.

Sementara itu, pantauan Suara.com di lokasi arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto atau depan Gedung DPR RI terpantau agak tersendat lantaran pengemudi taksi online ini memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.

Load More