Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 26 September 2022 | 18:08 WIB
Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto saat meninjau lokasi pembangunan saringan sampah di Kali Ciliwung sepanjang TB Simatupang pada Senin (26/9/2022). [Suara.com/Fakhri Fuadi]

SuaraJakarta.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), berencana membangun sistem saringan sampah badan air di bantaran Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Kelurahan Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Namun, tidak semua sampah akan tersaring fasilitas ini.

Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, ada dua saringan yang dipasang di lokasi nantinya. Untuk saringan pertama, sampah yang tersaring paling kecil berukuran 50 sentimeter.

"Jadi memang masing-masing saringan itu kan ada lubangnya ya. Itu yang saringan yang pertama itu diatas 50 sentimeter. Jadi semua sampah yang diatas 50 centimeter masuk ke saring pertama," ujar Asep di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (26/9/2022).

Lalu sampah yang lolos, kata Asep, dialirkan ke saringan kedua. Pada saringan kedua ukuran sampah yang bisa lolos maksimal berukuran 20 centimeter.

Baca Juga: Anies Baswedan: Penyaringan Sampah Kali Ciliwung Mampu Kurangi Beban di Pintu Air Manggarai

"Saringan kedua, di atas antara 20 centimeter. Jadi yang nggak lolos saringan pertama masuk ke saringan kedua," ucapnya.

Selain itu, jika memang terjadi sampah yang terlalu banyak dalam aliran sungai, maka saringan bisa diangkat untuk sementara.

Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan menjadi bendungan dan terjadi banjir atau luapan air yang membahayakan.

"Bisa diangkat saringannya. Ya kalau emergensi akan dilakukan seperti itu. Kalau emergensi, misalnya sampahnya sangat luar biasa melebihi dari kapasitas itu, sehingga menyebabkan efek bendung pada sungai, itu bisa kita lepas," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut datang mengunjungi langsung lokasi proyek ini. Ia menyebut, saringan sampah di badan kali ini merupakan yang pertama kali dibuat di Indonesia.

Baca Juga: Bangun Saringan Sampah di Kali Ciliwung, Anies Berharap Bisa Diterapkan di Sungai Lain di Indonesia

"Ini adalah proyek pertama kali dan bahkan pertama kali di Indonesia ada penyaringan seperti ini. Nah kita lihat nanti seberapa efektif. Secara teoritik efektif ini, kita lihat di lapangan," ujar Anies di lokasi, Senin (26/9/2022).

Konsep perencanaan sudah dibahas bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan disepakati dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung - Cisadane (BBWSCC).

Anies menyebut ide pembuatan saringan sampah ini bermula saat tahun 2018 ia melihat penumpukan sampah luar biasa di Pintu Air Manggarai karena kenaikan volume air. Ia pun mempertanyakan mengapa tidak ada saringan sampah di perbatasan kali.

"Kemudian dibahas, didiskusikan, dan diputuskan untuk dilakukan pembangunan saringan sampah di tempat sebelum masuk pemukiman yang padat, kawasan yang lebih padat," tuturnya.

Rencananya, proyek ini dikerjakan pada tahun 2020. Namun, karena pandemi Covid-19 pengerjaannya tertunda dan baru dimulai sekarang dengan target beroperasi pada tahun 2023.

"Ini harapan kita, terima kasih kepada semua yang sudah bekerja untuk menyiapkan ini. Sebuah rencana yang kita ikhitarkan sejak 2018-2019 akhirnya sekarang bisa terlaksana. Dan mudah-mudahan bisa jadi kebaikan untuk warga Jakarta," jelasnya.

Saringan sampah ini juga bermanfaat untuk menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang dioperasikan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar tidak mengalami efek bendung yang dapat berakibat banjir, seperti Pompa Waduk Pluit, Pompa Ancol, dan Pompa Gambir.

Sementara itu, ia menjelaskan sistem kerja dari saringan sampah badan air ini. Pertama, ponton terapung yang diterapkan di lokasi saringan berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai, sehingga dapat menghindari efek bendung akibat sampah yang tertahan di badan air.

Kemudian, penyaringan dilakukan secara berlapis, sehingga kegiatan pengambilan sampah dari badan Kali Ciliwung dapat dilakukan secara berjenjang, dari mulai saringan kasar sampai ke saringan lebih halus.

Proses penyaringan sampah dibagi dalam dua tahap penyaringan dan dua tahap pencacahan sampah organik, yaitu:

  • Saringan Tahap 1
    Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 50 centimeter, mengangkat dari badan air, menempatkannya di conveyor untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 5 centimeter hingga 20 centimeter;
  • Saringan Tahap 2
    Berfungsi untuk menangkap sampah-sampah ukuran di atas 20 centimeter hingga 50 centimeter, mengangkat dari badan air, menempatkannya di conveyor dan kemudian membawa ke mesin penghancur atau secondary crusher untuk dihancurkan menjadi ukuran lebih kurang 3 centimeter– 5 centimeter;
  • Pencacah Tahap 1
    Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 10 centimeter-20 centimeter;
  • Pemisah Sampah Otomatis
    Berfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar sebelum sampah dimasukkan ke Pencacah Tahap 2
  • Pencacah Tahap 2
    Berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar (kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, pertanian, dan lain-lain) menjadi ukuran 3 centimeter hingga 5 centimeter.

"Saringan sampah TB Simatupang ini diperkirakan dapat menampung sampah sekitar 40 meter kubik per hari. Pembangunannya ditargetkan secara bertahap selesai pada Desember tahun 2022 dan dapat mulai beroperasi pada Januari 2023," katanya.

Load More