Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Fakhri Fuadi Muflih
Senin, 03 Oktober 2022 | 12:14 WIB
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. (Suara.com/Fakhri)

SuaraJakarta.id - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi geram dengan revitalisasi halte Transjakarta yang menghalangi pandangan ke Patung Selamat Datang, kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat. Sebagai tindak lanjut, ia akan memanggil pihak terkait dari Pemprov DKI.

Hal ini disampaikan Prasetio melalui akun instagram pribadinya, @prasetyoedimarsudi. Ia menyatakan akan meminta keterangan dari pihak PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait mengenai proyek ini.

"Cepat atau lambat, sebagai pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta saya akan memanggil PT Transjakarta dan SKPD terkait untuk menjelaskan pelaksanaan revitalisasi halte Transjakarta yang nyatanya sudah banyak mengecewakan banyak pihak itu," ujar Prasetio, Senin (3/9/2022).

Kejengkelan Prasetio terjadap proyek ini ditunjukan dengan mengungkit soal pesan dari Presiden RI pertama, Soekarno alias Bung Karno yang meminta masyarakat tak pernah melupakan sejarah. Pasalnya, monumen itu sarat akan nilai-nilai sejarah yang harus dijaga.

Baca Juga: Proyek Halte TJ Bikin Rusak Estetika Monumen Selamat Datang, Wagub DKI: Kritik JJ Rizal Perlu jadi Pertimbangan

"Bung Karno pernah berpesan 'jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!' Harusnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga dengan baik wejangan tersebut dalam pelaksanaan pembangunan termasuk revitalisasi halte Transjakarta Bundaran HI," tuturnya.

Politisi PDIP ini menyebut masyarakat Indonesia begitu bangga dengan monumen itu saat baru didirikan. Patung sepasang manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan itu menurutnya bukan sekedar pajangan.

"Namun lebih kepada bahwa Indonesia pantas diperhitungkan di kancah dunia dengan kesiapannya menggelar perhelatan pesta olahraga se-Asia yang keempat," imbuh dia.

Sebelumnya, rencana revitalisasi halte Transjakarta di Tosari dan Bundaran Hotel Indonesia (HI), mendapatkan kecaman. Pasalnya, proyek ini dinilai telah merusak pemandangan menuju ke bangunan ikonik itu.

Sejarawan dan Budayawan JJ Rizal bahkan meminta agar proyek ini segera dihentikan. Sebab, proyek ini dinilai telah melanggar Undang-undang (UU) Cagar Budaya nomor 11 Tahun 2010.

Baca Juga: Rusak Pandangan ke Patung Selamat Datang, Sejarawan JJ Rizal Minta Revitalisasi Halte Transjakarta Disetop

"Pak Gubernur @aniesbaswedan mohon stop pembangunan halte @PT_Transjakarta tosari-bundaran hi yg merusak pandangan ke patung selamat datang en henk ngantung fontein warisan Presiden Soekarno dengan Gubernur henk ngantung sbg poros penanda perubahan ibukota kolonial ke ibu kota nasional," ujar JJ Rizal melalui akun twitternya, dikutip Kamis (29/9/2022).

Rizal mengatakan, patung selamat datang itu merupakan peninggalan era Presiden Soekarno dan Gubernur Jakarta Henk Ngantung. Monumen ini begitu bernilai karena mengandung banyak makna.

"Patung selamat datang penting bukan hanya karena karya Presiden Soekarno dan Maestro Edi Sunarso serta Gubernur henk ngantung, tp juga simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat mlaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial," ucapnya.

Selain itu, ia menilai revitalisasi halte dua lokasi ini juga merusak kawasan bundaran HI yang sudah termasuk cagar budaya. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui PT Transjakarta harus segera memperhatikan masalah ini.

"Berbagai kepentingan berebut dengan macam-macam alasan tapi satu tujuannya yaitu mengkapitalisasi posisinya yang strategis, kalau tidak distop maka Jakarta akan kaya infrastruktur tapi miskin karaktera," ucapnya.

"Sekali lagi mohon pak Gubernur @aniesbaswedan stop pembangunan halte @PT_Transjakarta yang arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Soekarno," tambahnya memungkasi.

Load More