Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Faqih Fathurrahman
Rabu, 05 Oktober 2022 | 15:48 WIB
Suasana pemukiman di Pondok Karya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, setelah banjir yang menggenang selama belasan jam, Rabu (5/10/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Perumahan Pondok Karya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, menjadi salah satu klaster kawasan yang terendam banjir setelah hujan deras mengguyur ibu kota, Selasa 4 Oktober. Ketinggian air banjir yang merendam kawasan itu mencapai 1,5 meter.

Ibu Herman, perempuan berusia 68 tahun yang merupakan warga setempat, menegaskan air bah bukan hal asing bagi mereka.

Seperti Selasa kemarin, banjir menggenang selama belasan jam di rumahnya. Pada bagian jalan depan rumahnya, ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sementara ruang depan rumah, air mencapai ketinggian 50 sentimeter.

Baca Juga: Aduh Ada Luka Dibagian Sensitif Lesti Kejora, Dibanting di Kamar Mandi Polisi Bilang KDRT Terparah

“Tapi kalau di belakang, lebih dalam airnya, karena tanahnya lebih rendah. Terendam air banjir 80 sentimeter," kata Ibu Herman kepada Suara.com, Rabu (5/10/2022).

Rumahnya yang diapit dua aliran kali, membuat Ibu Herman hanya bisa pasrah. Menutup rapat pintu depan rumah agar air tidak masuk, dan mengevakuasi diri di lantai 2 rumah merupakan upayanya dalam menyelamatkan diri.

“D ibelakang kali ada got. Tak mengungsi, mau mengungsi juga sudah tak bisa keluar. Sudah tak bisa dibuka pintu. Sudah kami bertahan saja,” katanya.

Namun, selama mengungsi di lantai 2 rumah, wanita berusia 68 tahun ini tidak mendapatkan bantuan sama sekali. Ia hanya bisa makan sisa persediaan yang ia miliki.

“Tak ada, mungkin sudah malam. Atau mungkin memang tak ada (bantuan),” ungkapnya.

Baca Juga: Cuss Meluncur! Tempat Nongkrong di Pondok Indah yang Sajikan Makanan Sehat, Alami dan Organik

Ia mengaku masih bersyukur lantaran tidak sampai di evakuasi, lantaran masih memiliki lantai bagian atas di rumahnya.

Tapi, tetangga yang tidak memiliki lantai 2 harus dievakuasi menggunakan perahu karet, karena rumah mereka sudah penuh genangan.

“Ada (warga yang di evakuasi). Soalnya tak ada lantai duanya.  B-3 inidi evakuasi jam berapa itu,” ungkapnya.

Banjir di wilayah tersebut lebih lama, sebab wilayah itu tidak memiliki pompa yang disediakan pemerintah untuk menyedot air.

Hal itu diperparah dengan adanya tanggul baru di sekitar lokasi, yang membuat air lama untuk mengalir lantaran memiliki lubang buang yang kecil.

“Sekarang agak lambat, soalnya di sana kan ditanggul, lobangnya kecil-kecil. Biasanya kalau itu tak ditanggul, air bisa tumpah. Di sini juga tak ada pompa."

Load More