Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah | Faqih Fathurrahman
Rabu, 05 Oktober 2022 | 17:17 WIB
Suasana pemukiman Pondok Karya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, setelah banjir yang menggenang selama belasan jam, Rabu (5/10/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraJakarta.id - Banjir yang menggenang wilayah Pondok Karya, Jakarta Selatan, membuat perabotan rumah warga rusak. Terlebih barang elektronik.

Salah satu warga, Lusi (62) mengatakan, banyak barang elektroniknya yang terendam, seperti TV, laptop hingga printer.

"Ya sudah jelas (banyak barang rusak), kalau sekarang saya sudah tinggin sih jadi gak ada elektronik saya kena. Sebelumnya, ya laptop, printer, yah banyak banget gak bisa dihitung, TV segala macam," kata Lusi kepada Suara.com, Rabu (5/10/2022).

Lusi menuturkan, banjir kemarin terjadi sekira pukul 4 sore, setelah sebelumya hujan dengan deras mengguyur wilayah tersebut.

Baca Juga: Lagi-lagi Terendam Banjir, Warga Pondok Karya Mampang Prapatan Hanya Bisa Pasrah

"Pertama masuk itu di dapur, tapi kalau surut saya gak tahu. Tapi jam 10 malam belum surut. Masih sepaha," jelasnya.

Semantara itu, Ketua RW 04 Supan mengatakan, 10 RT di wilayahnya terendam banjir akibat hujan deras pada Selasa (4/10/2022) sekira pukul 16.00 WIB.

Hujan yang deras disertai luapan air dari Kali Mampang menyebabkan banjir dengan ketinggian yang bervariatif.

"Banjir kemarin mulai jam 16.00 Rabu. Sampai hari esoknya sekitar jam 03.00 WIB. Ketinggian air bervariasi dari 50, 60, 70 sentimeter (cm), dan yang paling dalam itu ada deket Mushola Al-Amin itu sekitar 1,5 meter," kata Supan kepada Suara.com di lokasi, Rabu (5/10/2022).

Supan mengatakan, dari 12 RT di RW 04, hanya dua RT yang tidak terdampak yakni RT 09 dan RT 10. Air yang menggenang di RW 04 relatif lama surut,

Baca Juga: 10 RT di Mampang Jakarta Selatan Terendam Banjir Belasan Jam, Air Surut Jelang Subuh

Lantaran wilayah tersebut merupakan cekungan. Ditambah tidak ada pompa yang disediakan oleh pihak Sumber Daya Air (SDA) untuk menyedot banjir.

"Tidak ada (pompa), karena ini kan cekungan Kali Mampang, ya sudah tumpah semua akhirnya," ungkap Supan.

Meski demikian, hanya sejumlah orang yang memilih tinggal di tenda pengungsian. Lantaran hampir sebagian besar warga rumahnya berlantai 2.

Sementara bagi warga yang tidak memiliki lantai 2 di rumahnya, mereka lebih memilih mengungsi di rumah saudaranya yang berada di luar komplek Polri.

"Untuk yang mengungsi sendiri sebenarnya ada, tapi ya hanya beberapa orang saja. Kebanyakan nginep di rumah keluarganya yang di luar gak di komplek Polri," pungkasnya.

Load More