Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana | Fakhri Fuadi Muflih
Minggu, 09 Oktober 2022 | 13:59 WIB
Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) membantu warga menerjang banjir di kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU]

SuaraJakarta.id - Ancaman banjir diperkirakan masih akan tetap menghantui sebagian besar wilayah DKI Jakarta. Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem dengan curah hujan yang cukup tinggi terus terjadi sampai 15 Oktober mendatang.

Prediksi BMKG sebelumnya, cuaca esktrem di Jakarta terjadi pada 2-8 Oktober 2022. Namun, kali ini BMKG memperpanjang status cuaca ekstrem di Jakarta pada level waspada.

"Terdapat potensi curah hujan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dengan status waspada di wilayah DKI Jakarta," demikian disampaikan akun Instagram Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DKI Jakarta, @bpbddkijakarta, dikutip Minggu (9/10/2022).

Cuaca ekstrem kali ini, ditunjukkan dengan sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga: Hujan dan Tanah Longsor Ancam Puluhan Hektare Sawah di Sukabumi, Warga Berharap Bantuan Pemerintah

Terdapat enomena gelombang atmosfer yang cukup aktif seperti Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin.

"Secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," tulisnya.

Masyarakat pun diimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan sebagainya.

"Jika mengalami atau menemukan keadaan darurat, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112 atau menggunakan tombol darurat pada aplikasi Jakarta Aman."

Baca Juga: Lindungi Kampung dari Banjir, Tujuh Rumah Warga dan Satu Pondok Bersalin Desa Dikorbankan

Load More