Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso | Faqih Fathurrahman
Kamis, 13 Oktober 2022 | 08:30 WIB
Anita korban penipuan modus pengajuan kredit motor di Polsek Palmerah. (Suara.com/Faqih)

SuaraJakarta.id - Puluhan warga Kota Bambu menggeruduk Polsek Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu (12/10/2022) malam. Mereka beramai-ramai menyerahkan IN (33), terduga pelaku tindak pidana penipuan dengan modus berpura-pura bisa membantu warga dalam pengajuan kredit motor.

Salah satu korban penipuan, Anita Yuniza mengatakan, kejadian bermula saat ia hendak mengkredit sepeda motor jenis Honda matic. Saat itu ia mau langsung mengajukan kredit ke sebuah leasing.

Namun saat itu, ada salah seorang tetangganya yang menyarankan agar Anita mengajukan kredit lewat perantara IN. Anita saat itu juga ragu untuk mengajukan kredit kepada leasing lantaran ia memiliki kolektibilitas atau rekam jejak yang kurang baik.

Anita tergiur mengajukan kredit lewat pelaku lantaran pelaku menjanjikan pengajuan yang lebih mudah, tanpa BI Checking atau pengecekan riwayat kredit.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Pig Butchering, Penipuan Cryptocurrency yang Marak Terjadi

"Nah kebetulan slip BI checking saya kan kurang bagus, jadi saya percaya nih sama dia," kata Anita, di Polsek Palmerah, Rabu (12/10/2022) malam.

Namun saat itu pelaku meminta uang muka di awal, dengan alibi untuk memuluskan kinerja tim survei leasing agar Anita tidak terbentur BI checking.

Anita yang terlanjur percaya akhirnya mentransfer uang senilai Rp 1,5 juta sebagai uang muka. Kemudian tim survei dari leasing datang untuk mensurvei kediaman Anita.

Usai disurvei oleh leasing, pelaku kemudian meminta pelunasan uang muka. Lantaran saat itu Anita ingin mengkredit dengan uang muka Rp 3,5 juta.

"Dia minta transfer lagi, minta pelunasan transfer Rp 2 juta," kata Anita.

Baca Juga: Duhh! PNS Satpol PP di Ngawi Terlibat Penipuan Tekrutmen Tenaga Kerja di PT Pertamina

Usai memberikan uang muka pertama kali sejak tanggal 10 September lalu, hingga pelunasan uang muka, sepeda motor yang ditunggu Anita tidak kunjung datang. Pelaku awalnya menjanjikan Honda Vario 160 pesanan Anita datang pada Jumat (23/9). Namun saat itu pelaku mengatakan pengiriman ditunda lantaran sesuatu hal.

Ia kembali menjanjikan, jika motor akan dikirim pada Senin (26/9), namun Anita menolak. Akhirnya pelaku menjanjikan motor tersebut bakal dikirim pada Sabtu (24/9).

"Nah hari Sabtu tanggal 24 September itu, ternyata unit saya gak turun-turun. Saya tunggu sampai setengah 10 malem," katanya.

Saat itu Anita mulai merasa ada kejanggalan. Ia segera menghubungi tetangganya yang memberikan rekomendasi, sekaligus mengenalkan pelaku terhadap dirinya.

Tetangga Anita pun segera menghubungi pelaku, ternyata ponsel milik pelaku tidak aktif. Hal itu terlihat dari pesan aplikasi Whatsapp hanya centang satu. Akhirnya mereka mendatangi rumah korban, saat itu korban tidak ada di rumah.

Anita mencoba menanyakan penyebab motor idamannya gagal dikirim ke pihak leasing. Setelah mendapat penjelasan dari sales leasing, ternyata Anita tidak lolos BI Checking lantaran punya riwayat yang buruk dalam hal pembayaran kredit.

"Kalau dari salesnya bilang enggak pernah nerima-nerima duit di awal, karena semuanya itu nanti transfernya ketika acc," jelasnya.

Anita kemudian menyambangi rumah orang tua pelaku, untuk mencari solusi atas perbuatan anaknya. Saat itu, orang tua pelaku angkat tangan, tidak sanggup mengganti kerugian materil yang disebabkan oleh anaknya.

Saat itu juga diketahui ternyata pelaku telah berulang kali melakukan hal serupa, dan Anita bukan korban pertama dan satu-satunya.

Anita kemudian membuat laporan polisi terkait hal tersebut. Laporannya dilayangkan ke Polda Metro Jaya.

Ditangkap Berkat Bantuan Aplikator

Senasib sepenanggungan, membuat para korban penipuan pelaku pun bersatu. Mereka berupaya meringkus pelaku dengan cara mereka sendiri, berdasarkan informasi dari rekan-rekan ojek online.

Hal itu lantaran pelaku dan beberapa korban berprofesi sebagai ojek online.

"Jadi di grup komunitas juga udah disebar kadang kita terima nih, 'eh orang ini ada di sini', itu langsung saya datengin, tapi selalu lolos," katanya.

Satu saat, akhirnya para korban meminta bantuan aplikator, mereka menjelaskan duduk perkara yang sedang menimpa mereka.

Para korban meminta bantuan aplikator untuk bisa mendeteksi titik lokasi pelaku. Pelaku kemudian ditangkap di wilayah Cinere, Jakarta Timur, di rumah orang tuanya. Diketahui orang tua pelaku telah bercerai.

Warga yang geram atas tingkah pelaku kemudian menghajarnya. Kemudian langsung menyerahkannya ke Polsek Palmerah. Perkara penipuan ini masih didalami oleh Polsek Palmerah.

Load More