SuaraJakarta.id - Kubah Masjid Jakarta Islamic Center di Koja, Jakarta Utara, terbakar hebat pada Rabu (19/10/2022) kemarin. Kebakaran itu pun menjadi sorotan publik. Terutama warga DKI Jakarta.
Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kebakaran itu. Belum diketahui penyebab dari kebakaran ini.
Lantas bagaimana sejarah berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center?
Sejarah Jakarta Islamic Center
Bangunan Masjid Jakarta Islamic Center berdiri di atas lahan seluas 109.435 meter persegi dengan luas bangunan masjid 2.200 meter persegi. Daya tampung masjid mencapai 20.680 jamaah.
Masjid Jakarta Islamic Center ini merupakan salah satu pusat pembelajaran agama Islam di Jakarta, terkhusus para warga sekitar Koja.
Bukan hanya masjid, wilayah Jakarta Islamic Center ini menjadi lembaga untuk pengkajian dan forum komunikasi muslim yang terbesar di Jakarta.
Dulunya Lokalisasi Kramat Tunggak
Di lahan Masjid Jakarta Islamic Center ini dulunya merupakan tempat lokalisasi pelacuran. Lokalisasi itu dikenal dengan nama Kramat Tunggak.
Baca Juga: Video Warga Gotong Selamatkan Al Quran Raksasa dari Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center
Lokalisasi Kramat Tunggak disebut-sebut sebagai lokalisasi terbesar di wilayah Asia Tenggara dari kurun waktu 1970-1999.
Di wilayah itu dulu terdapat banyak rumah bordil yang menjajakan wanita-wanita untuk memanjakan para pria hidung belang.
"Satu rumah tuh ada 9-10 orang (pekerja seks komersial). Di sini dulu rumah-rumah mewah," kenang warga sekitar berinisial S kepada Suara.com, Kamis (20/10/2022).
S menceritakan, saat itu ia berprofesi sebagai Keamanan Rakyat (Kamra). Tidak jarang ia menjumpai wanita menangis di atas becak.
Wanita tersebut biasanya menangisi suaminya yang sedang asyik bermesraan dengan PSK hingga lupa pulang.
"Banyak perempuan nangis di becak karena lakinya gak mau pulang," ujarnya.
S juga menyebut, lokalisasi Kramat Tunggak biasanya mulai ramai sejak pukul 22.00 WIB hingga menjelang pagi.
Namun demikian, saat pagi hari pun, lokalisasi ini tidak padam. Alunan musik, kata S, terus berdentum untuk menarik para tamu.
"Ramainya malam. Tapi kalau pagi, musik nyala terus sampai sore," ungkap S.
Pikat Turis Asing dan Banyak Orang Tewas
Selain warga lokal, lokalisasi Kramat Tunggak juga ternyata memikat rasa penasaran turis mancanegara. Kebanyakan berasal dari Jepang.
"Banyak (turis asing ke lokalisasi Kramat Tunggak). Di sini kan dekat pelabuhan. Biasanya orang Jepang tuh, banyak," jelasnya.
Ia bersyukur, lokalisasi Kramat Tunggak saat ini telah dialihkan menjadi Jakarta Islamic Center.
Sebab, saat lokalisasi itu masih beroperasi, banyak sekali penemuan orang tewas lantaran perkelahian.
"Banyak (yang meninggal), pada minum, terus mabuk berantem dah. Ada aja berita yang meninggal. Dulu harga bir masih Rp 500 perak," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Tips Membeli Barang Harga Diskon agar Tidak Menyesal
-
12 Tips Memilih Mobil Sedan Bekas untuk Keluarga Muda: Nyaman, Irit, dan Tetap Bergaya
-
Mau Dapat Token Katana dan SG2? Klaim 4 Kode Redeem FF Hari Ini 9 Juni 2025
-
DANA Kaget Banjir Rezeki: Tips Aman Klaim Saldo Gratis dan Waspada Penipuan
-
Klaim 5 Saldo Dana Kaget Saat Jam Istirahat, Bisa Langsung Ngopi di Kantin Kantor