SuaraJakarta.id - Polri bakal membuat pos pengamanan di jalur perbatasan darat, barrier transnational officer (BOT). Petugas pada pos tersebut bakal dibekali paspor biru atau kedinasan untuk masuk ke perbatasan negara lain.
Kabag Lotas Sekretariat National Crime Border Interpol Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri, Kombes Dodied Prasetyo Aji mengatakan, pembentukan pos tersebut untuk meminimalisir kejahatan lintas negara.
Di pos pengamanan tersebut, kata Dodied, akan diisi oleh perwira dan sejumlah anggota dengan peralatan senjata lengkap.
"Di BOT ada perwira polri dan anggota perbatasan yang akan berkontak langsung dengan entitas penegak hukum di negara tetangga yang dibekali dengan peralatan, paspor biru atau paspor dinas," kata Dodied di Serpong Tangsel, Rabu (26/10/2022).
Dodied menerangkan, petugas di BOT itu nantinya akan diberi kewenangan untuk melakukan kontak di perbatasan tanpa harus izin dari Kapolri.
"Bila mana ada sesuatu tindak pidana atau hal lain mereka bisa kontak tanpa harus izin ke Polri," ungkapnya.
Dodied menerangkan, BOT perdana bakal dibangun di Kalimantan Utara. Nantinya, akan ada 5-10 anggota Polri yang bertugas. Nantinya pos pengamanan perbatasan di darat itu bakal ditambah.
"Pembentukan pertama pilot project-nya di Kaltara di daerah Sebate. Personelnya ada, tapi kita sedang berkomunikasi dengan pihak terkait untuk bekal tunjangan ataupun peralatan," terangnya.
Selain itu, untuk memperkuat penjagaan perbatasan, Polri juga merekrut Bintara yang berasal dari warga lokal.
Kebijakan itu hasil evaluasi dari penerimaan anggota sebelumnya yang meminta pindah saat bertugas karena bukan berasal dari penduduk lokal.
"Khusus perbatasan merekrut saudara kita dari lokal di mana perbatasan itu berada. Karena tiga perekrutan sebelumnya banyak yang bukan asli NTT setelah beberapa di sana bermohon ke negara untuk pindah Polda dan terjadi defisit polsek polres di perbatasan. Diharapkan mereka lebih militan menjaga di wilayahnya masing-masing," papar Dodied.
Sementara ke depan, pihaknya berwacana bakal menggunakan teknologi tingkat tinggi. Sehingga dapat mendeteksi adanya potensi tindak kejahatan.
Penerapan teknologi tingkat tinggi itu juga diklaim sebagai upaya untuk mencegah oknum nakal yang melakukan penyalahgunaan wewenang saat bertugas.
Hal itu, kata Dodied, pernah dipasang di perbatasan Sebate Kaltara yang mendeteksi perlintasan teroris dari Sabah ke Poso.
"Mungkin ke depan untuk mencegah penyalahguna wewenang kita akan gunakan teknologi. Teknologi yang bagaimana ini sedang kita cari," bebernya.
Berita Terkait
-
Banyak Penyelundupan Narkoba hingga Perdagangan Orang Lewat 'Jalur Tikus', Polri: Garis Pantai Indonesia 81 Ribu Km
-
Polri Terbitkan Telegram Terkait Kasus Gagal Ginjal Akut, Berikut Isinya
-
Satpam Komplek Polri Duren Tiga Mengaku Dihalangi, Terdakwa AKP Irfan Widyanto: Saya Bilang Saya Dapat Perintah Pimpinan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Prabowo Pelajari Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Saldo DANA Gratis Rp 325 Ribu Menanti, Waktunya Belanja Hemat di Hari Kamis
-
BRIN Ungkap Sederet Faktor Penyebab Tingginya Angka Kehamilan Tak Diinginkan di Jawa-Bali
-
Rekomendasi 5 Sunscreen dengan Niacinamide Untuk Menyamarkan Noda Hitam
-
Wanita Ini Ngamuk ke Polisi Saat 'Catcalling', Apa yang Terjadi?