SuaraJakarta.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI meminta masyarakat untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi yang bisa mengganggu fungsi ginjal bahkan bisa mengalami kerusakan.
"Kebutuhan manusia untuk makan minum itu harus tercukupi dengan baik, termasuk kecukupan volume cairan di dalam tubuh," kata Kepala Dinkes DKI Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Menurut dia, untuk dewasa kecukupan cairan ideal adalah dua liter dan bayi mencapai 800 mililiter disesuaikan dengan berat badan.
"Biasanya kalau anak-anak itu ditandai dengan rewel artinya mungkin masih haus atau masih lapar," ucapnya.
Dinkes DKI menyebutkan usia bayi nol hingga enam bulan kebutuhan cairan dari Air Susu Ibu (ASI), kemudian anak usia 7-12 bulan perlu kecukupan cairan 800 mililiter per hari atau setara tiga gelas.
Kemudian, usia satu hingga tiga tahun, kebutuhan cairan mencapai 1.300 mililiter per hari atau setara lima gelas.
Sedangkan usia empat hingga delapan tahun kebutuhan cairan mencapai 1.700 mililiter per hari atau enam gelas per hari.
Adapun cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu, atau jus buah.
Sementara itu, mengantisipasi gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak, Dinkes DKI mengimbau selain mencukupi kebutuhan cairan, masyarakat juga perlu memperhatikan frekuensi buang air kecil.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Dinkes DKI Ajak Masyarakat Tidak Panik dan Tetap Waspada
"Begitu seorang anak mengalami pengurangan volume urine, atau frekuensi urine yang mungkin biasa enam kali, tiba-tiba berkurang, itu harus curiga. Apakah ada suatu masalah dengan sistem saluran kemihnya," katanya.
Sementara itu, terkait kasus gagak ginjal akut progresif atipikal pada anak, Dinkes DKI mencatat sudah tidak ada penambahan kasus sejak 31 Oktober 2022.
Dinkes DKI mencatat hingga 8 November 2022, tercatat mencapai 154 kasus berdasarkan penelusuran rumah sakit di DKI Jakarta.
Ia mencatat sebanyak 100 kasus berdomisili di Jakarta dan sisanya di luar DKI atau dirujuk ke DKI Jakarta di antaranya dari Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur. [Antara]
Berita Terkait
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mikroplastik di Air Hujan Bisa Picu Stroke? Ini Penjelasan Lengkap BRIN dan Dinkes
-
Kasus Tertinggi, 1,9 Juta Warga di Jakarta Terkena ISPA, Cek Segera jika Anda Alami Gejala Ini!
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
2025: Warga Jakarta Terpapar DBD Capai 1.416 Orang, Terbanyak Jakbar!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Buruan! 10 Link Dana Kaget Hari Ini Sudah Rilis, Langsung Cair ke Akun DANA Kamu
-
Mayor Teddy Turun Tangan! Program Makan Gratis Prabowo Kini Sasar Kelompok Kunci 3B
-
Bank Mandiri dan KAI Group Resmikan Implementasi QRIS Tap di Transportasi Publik: Makin Praktis!
-
Dasco Langsung Eksekusi: Layanan Jantung BPJS di Tangerang Tembus Usai Satu Panggilan Telepon
-
7 Tren Sneakers yang Nilainya Turun di Akhir 2025, Solusi untuk Kamu yang Ingin Jual