SuaraJakarta.id - Pengadilan Negeri Jakarta Barat menggelar persidangan perkara investasi bodong media periklanan dengan terdakwa Lita Dwi Anggraeni (33). Lita diketahui meraup uang sebesar Rp130 miliar dari hasil investasi bodong tersebut.
Usai menjalani persidangan tertutup, salah satu korban penipuan, Deshita Samantha mengatakan di depan majelis hakim, Lita mengakui segala perbuatannya.
“Terdakwa mengakui bahwa adanya kerugian saya senilai Rp34 miliar,” kata Deshita di Pengadilan Jakarta Barat, Selasa (24/1/2022).
Deshita juga menjelaskan, sebelum persidangan hari ini, dirinya mengaku telah mencoba menyelesaikan perkara ini lewat jalur kekeluargaan dengan bersurat teguran atau somasi kepada Lita. Namun hingga dilaporkan polisi, Lita tak melakukan itikad baik untuk mengganti kerugiannya.
Dalam persidangan, Deshita mengakui kepada majelis hakim, jika ia tertipu dengan Lita yang saat itu menawarkan untuk memasang iklan di salah satu platform digital milik salah satu TV swasta di Jakarta.
Deshita mengaku, ada beberapa hal yang membuat ia percaya terhadap Lita. Diantaranya, saat mereka bertemu untuk membicarakan bisnis, pertemuan itu berlangsung di kantor salah satu tv swasta di Jakarta yang diklaim menjadi kantor Lita. Terlebih, Lita melengkapi diri dengan seragam dan id card perusahaan tersebut.
Sementara, kuasa hukum Deshita, Jules Haneda mengatakan perkara ini tidak bakal disidangkan jika Lita saat itu ada iktikad baik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Namun, meski pihaknya telah berulang kali melakukan somasi, terdakwa tidak juga memenuhi hal tersebut.
“Sudah secara kekeluargaan, kami coba somasi namun tidak menyelesaikan. Malahan pihak terdakwa membantah dan menyerang balik ke saya,” kata Jules.
Dalam menjalankan aksi investasi bodong media periklanan, Lita Dwi Anggraeni mengaku sebagai salah satu karyawan perusahaan televisi besar di tanah air.
Baca Juga: Pemalsuan Putusan Perkara Narkoba, 4 Hakim Tinggi PT Tanjungkarang Diperiksa
Lita menawarkan para korban untuk memasang iklan di tempatnya. Lita meyakinkan para korban dengan menggunakan seragam dan id card milik media tersebut.
Pada akhir tahun 2020, rencana iklan di media berbayar (media placement) yang semestinya berjalan tak kunjung terealisasi. Para korban kemudian meminta mengembalikan nilai investasi yang totalnya ditaksir mencapai Rp130 miliar.
Hingga akhirnya pada Maret 2021 lalu, para korban kemudian melaporkan Lita ke Polda Metro Jaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Bongkar Tudingan PSI, Nandang Sutisna Tegaskan TGUPP Anies Bukan Bagi-Bagi Jabatan, Ini Faktanya
-
Rejeki Nomplok! Jangan Sampai Kelewat, Klaim Saldo DANA Kaget Rp149 Ribu dari 3 Link Ini!
-
Tahan Napas, Pertengahan Bulan Tiba, Saatnya Menghilangkan Drama Keuangan dengan DANA Kaget
-
Isu BPA di Galon Air Dipatahkan: Pakar Pastikan Aman untuk Semua, Termasuk Ibu Hamil
-
Kapan Bantuan Subsidi Upah Tahap 2 Cair? Ini Penjelasan Menaker