Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Restu Fadilah
Senin, 08 Mei 2023 | 13:40 WIB
Dok: Pemkot Tangsel

“Ada kriya dari kulit gedebog pisang yang jarang sekali kita temui. Ada keripik kulit singkong, bukan hanya dari singkongnya tapi dari kulitnya pun bisa dimanfaatkan menjadi keripik. Kami mohon dukungannya supaya produk-produk ini lebih menasional,” jelas Pilar.

Untuk produk-produk UMKM, Kampung Wisata Keranggan didukung penuh oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tangerang Selatan yang diketuai Raden Roro Truetami Ajeng Soediutomo.  Dalam kesempatan ini Dekranasda telah mempersiapkan Kriya yang berbeda dengan UMKM lain. Ada rumah batik Setu, anyaman atau sulam dari pelepah daun pisang, ada pula dari ABK UMKM yang menggiatkan recycle dari plastik sampah yang diambil dari sekitar kawasan desa.

Menurut Ajeng produk-produk kriya dari desa Keranggan ini bisa mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak sekali potensi yang sangat didukung oleh Dekranasda karena memliki kualitas nasional dan internasional.

“Dekranasda Kota Tangerang Selatan telah membuat jejaring sampai tingkat kecamatan dan kelurahan, jadi untuk melihat sisi keunggulan dari setiap kecamatan dan kelurahan sangat mudah sekali. Kami juga men-support dengan cara pelatihan dan pendampingan ekonomi, yang bekerjasama dengan bank daerah,” ujar Ajeng.

Baca Juga: Menggarap Puncak Gadung Mlati: Desa Wisata dengan Berbagai Destinasi Potensial di Bantul

Ajeng sangat mengapresiasi sekali semangat dari para UMKM yang ada di kota Tangerang Selatang terutama para pengrajin kriya yang ada di desa wisata Keranggan.  

Muthia Zahra, salah seorang pelaku usaha rumahan atau UMKM, turut meramaikan acara ADWI 2023 ini. Menjadi pelaku UMKM di Kota Tangsel, Muthia Zahra memproduksi aksesoris manik-manik berlabel Beads and Accessories yang dikerjakannya sendiri dan mengaku belum punya karyawan.

“Saya mulai produksi ketika pandemi Covid, kebetulan suami jugakena pengurangan 50 persen salary-nya, uang tabungan juga semakin berkurang. Kebetulan juga punya basic keturunan dari orang tua bisa bikin manik-manik, jadi banyak yang minta kenapa tidak buat. Awalnya hanya buat 5 buah, dan ternyata banyak yang pesan,” cerita Muthia.

Selanjutnya, Muthia pun memproduksi lebih banyak manik-manik yang dikombinasikan dengan Kristal Swarovski, dan dijual juga di market place. Bergabung dengan komunitas UMKM dan ikut komunitas Dekranasda yang diketuai Truetami Ajeng Soediutomo, banyak keuntungan yang didapatnya, ajakan untuk mengikuti bazar.

“Bantuan pemerintah itu benar-benar nyata sih. Kayak misalnya, saya diajak bazar, jadi memang tertata kalau di Tangsel ini, saya ngerasanya. Mulai dari kelurahan ada koordinatornya wilayahnya, teruskemudian di komunitas se-kecamatan. Dari komunitas itu kita diajak ada bazar-bazar di setiap kecamatan atau kelurahan, kita diajak UMKM nya, diinfo. Kan sekarang ada media sosial ya, jadi lebih mudah pemasarannya, promo itu lewat online, gitu. Saya juga diajak komunitas Dekranasda Tangsel, sama Bu Ajeng, diajak sama kecamatan Setu nya juga. Jadi baru petama kali ini Dekranasda di kecamatan punya bazar sendiri, pameran sendiri, gitu. Jadi memang nyata, tutur Muthia panjang lebar.

Baca Juga: Garap Ekosistem di Desa Wisata Puncak Gadung Mlati, Warkaban Dorong Lewat Angkringan dan Budidaya Kentang Kleci

Jadi, Ingin jajal kuliner khas Tangsel? Atau belanja Suvenir, yang dibarengi dengan kegiaan petualangan dan menyesap seni budaya khas Tangsel? Datang saja ke Kampung Eco Wisata Keranggan. Alamatnya ada di Jalan Lingkar Selatan RT 013 RW 005 Kel. Keranggan Kec. Setu Kota Tangerang Selatan, atau sekitar 7 km dari Stasiun Serpong.

Load More