Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Minggu, 04 Juni 2023 | 18:59 WIB
FTNTWA edisi kali ini berkonjungsi dengan Indonesia Ecotourism Festival (Indonesia EcoFest) dan berkolaborasi dengan Indonesia Outdoor Festival (Indofest). (Dok: FTNTWA)

SuaraJakarta.id - Dua tahun pascapademi, gairah wisatawan terhadap pariwisata Indonesia berkembang pesat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan I 2023 secara kumulatif mencapai 2,5 juta kunjungan. Jumlah ini meningkat pesat atau naik sebanyak 508,87% dibandingkan periode sama tahun 2022.

Bertumbuhnya jumlah pergerakan wisatawan di tanah air tak terlepas dari kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Tak bisa dipungkiri, ekowisata menjadi aset terbesar dalam pariwisata Indonesia. Dengan maraknya isu iklim yang belakangan ini sering diperbincangkan, konsep pariwisata alam yang berkualitas dan berkelanjutan menjadi tren yang banyak dicari para wisatawan.

Meskipun ekowisata telah menjadi kekuatan pariwisata Indonesia, sayangnya potensinya belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Dalam rangka mendukung momentum kebangkitan pariwisata Indonesia, Kiad Media Kreatif didukung oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Indonesia (FTNTWA) 2023.

FTNTWA 2023 berlangsung selama 4 hari, dari 1-4 Juni 2023 di Istora Senayan, Jakarta. Tahun ini menandai pelaksanaannya yang ke-7 sejak pertama kali digelar pada 2017. Berbeda dengan tahun sebelumnya, FTNTWA edisi kali ini berkonjungsi dengan Indonesia Ecotourism Festival (Indonesia EcoFest) dan berkolaborasi dengan Indonesia Outdoor Festival (Indofest).

Baca Juga: Sandiaga Uno Berencana Culik Lionel Messi Cs ke Labuan Bajo untuk Promosikan Wisata Indonesia

Direktur Kiad Media Kreatif yang sekaligus juga inisiator FTNTWA, Dyan Syah mengatakan, Festival Taman Nasional/Taman Wisata Alam merupakan media untuk mengenalkan keberadaan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam yang ada di Indonesia juga sarana untuk memberikan edukasi kepada masyarakat luas terkait dengan keberadaan taman nasional dan taman wisata alam sebagai destinasi wisata alam.

Festival Taman Nasional/Taman Wisata Alam saat ini juga merupakan rangkaian dari Road to Hari Konservasi Alam Nasional Tahun 2023, yang puncak peringatannya akan diselenggarakan di Taman Wisata Alam Bukit Tangkiling, Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2023.

Lebih lanjut Dyan mengatakan, saat ini Indonesia mempunyai 55 Taman Nasional dan 130 Taman Wisata Alam yang tersebar dari ujung barat Indonesia hingga ujung timur Indonesia. Keanekaragaman flora dan faunanya serta fenomena alamnya yang khas baik daratan maupun di perairan, serta kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional dan taman wisata alam tersebut, sangat m sangat berpotensi menjadi daya tarik wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

Dyan mencontohkan, deretan acara sosial budaya khas yang biasa dilaksanakan masyarakat sekitar  menunjukkan, bahwa dalam dalam kehidupan manusia tidak dapat lepas dari keberadaan alam. Diantaranya upacara Patika Du’a Bapu Ata Mata yang diselenggarakan setiap bulan Agustus di Taman Nasional Kelimutu oleh suku adat Lio. Upacara pemberian arwah leluhur ini erat kaitannya dengan kepercayaan suku adat Lio bahwa Danau Kelimutu merupakan tempat bersemayamnya nenek moyang mereka.

Kemudian Upacara Yadnya Kasada yang dilakukan oleh Suku Tengger di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Upacara sedekah gunung di Taman Nasional Gunung Merapi, atau sedekah laut di Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Baca Juga: Dukung Industri Pariwisata di Bali, ASDP Siap Kembangkan Pelabuhan Gilimanuk

“Agar keindahan alam, keberagaman flora dan fauna serta khasanah budaya masyarakat dapat dinikmati oleh anak cucu kita, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga alam. Pun ketika kita berkunjung ke taman nasional/taman wisata alam, maka wajib bagi kita semua untuk mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengelola taman nasional/taman wisata alam, dan norma-norma yang diyakini oleh masyarakat masyarakat setempat,” paparnya.

Dyan berpesan, kepada pendaki gunung, jadilah pendaki yang cerdas dan bijak. Harus ada rasa malu saat kita tidak bisa menjadi tamu yang baik sebagai contoh meninggalkan sampah di gunung, memberi makan satwa, membuang puntung rokok sembarangan, yang merusak alam. Jadilah pendaki sekaligus pecinta alam.

Kolaborasi FTNTWA & ANPF dengan INDOFEST yang memamerkan produk-produk perlengkapan out dan Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam sebagai destinasi wisata alam, sangat positif dan saling melengkapi.

Sebagai gelaran festival Taman Nasional akbar di Indonesia, puluhan peserta yang terdiri dari lembaga pemerintahan, taman nasional dan wisata alam ternama di berbagai penjuru tanah air dan perwakilan ASEAN turut berpartisipasi. Beberapa di antaranya adalah TN, Way Kambas, TN Batang Gadis, TN Bukit Barisan Selatan, TN Gn Leuser, TN Kutai, TN Kelimutu, TN Bali Barat, TN Gn Gede Pangrango, TN Kepulauan Seribu, TN Gn Ciremai dan TN Tambora..

Jangkauan FTNTWA kini semakin luas dengan hadirnya ASEAN National Park Festival yang diadakan untuk pertama kalinya yang diwakili oleh The Small Grant Program by The ASEAN Centre for Biodiversity dan The Board of Trustees of The Sabah Parks. Dengan luas area lebih dari 1.500 kilometer, Sabah Park sendiri merupakan kawasan konservasi alam di Malaysia yang menawarkan pemandangan menakjubkan dan satwa liar yang memukau. Jenis spesies yang terancam punah seperti bekantan dan gajah kerdil bahkan masih dapat ditemukan di taman ini.

Sebagai acara publik, FTNTWA 2023 tak hanya dihadiri oleh para calon wisatawan. Acara ini juga dihadiri oleh keluarga, komunitas pegiat alam, pelaku bisnis pariwisata serta para pemangku jabatan. Diperkirakan sekitar 30.000 pengunjung, baik dari dalam dan luar negeri hadir memadati gelaran ini.

Load More