Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Selasa, 20 Juni 2023 | 20:51 WIB
Ilustrasi Pilkada DKI.

SuaraJakarta.id - Kampanye berbasis SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) diperkirakan tak akan lagi tinggi serta tak bisa memengaruhi atau menggiring opini pemilih pemula pada Pilkada DKI 2024 mendatang.

Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengungkapkan, hal ini lantaran masyarakat DKI Jakarta sudah lelah dengan isu SARA.

"Kampanye berbasis SARA diperkirakan tidak lagi tinggi dan itu terjadi karena masyarakat merasa sudah lelah dengan permainan isu itu," kata dia dalam diskusi "Memilih Pemimpin Masa Depan Jakarta" di Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Arya menjelaskan, pemilih pemula, dalam hal ini para anak muda, cenderung fokus kepada isu terkini dan keresahan pribadi.

Baca Juga: Anies Baswedan Dituding Rasis Gegara Pidatonya Viral Saat Kalahkan Ahok di Pilkada DKI

Menurut Arya, tantangan kaum pemilih pemula saat ini adalah harus terbiasa dengan isu tidak benar atau hoaks yang beredar di media sosial.

Isu hoaks tersebut dapat dengan mudah menyentuh kaum pemilih pemula melalui media sosial dan berpotensi menimbulkan perpecahan di masa kampanye nanti.

"Tren informasi informasi yang keliru atau tidak benar dan sekarang juga ada di beberapa tempat negara-negara demokrasi," kata dia.

Karenanya, dia berharap pemerintah bisa mengantisipasi peredaran berita hoaks dengan cara memberikan penyuluhan kepada para pemilih pemula.

Baca Juga: Sambangi Balai Kota Surakarta, Hercules Dukung Gibran Maju Pilkada DKI 2024

Load More