Sayangnya, Kiki juga menyebutkan masih banyaknya kesenjangan (gap) yang terjadi, mulai dari literasi digital dan keuangan di daerah hingga pembiayaan untuk usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
Merujuk dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2022, kesenjangan antara tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan yakni masing-masing sebesar 49% dan 85%.
“Artinya masih ada gap antara orang yang menggunakan produk dan layanan jasa keuangan tapi sebenarnya belum terlalu terliterasi dengan produk dan jasa keuangan yang digunakan,” ujar Kiki.
Menurut pemaparannya, terdapat 14 provinsi dengan indeks literasi dan keuangan di bawah rata-rata nasional, dan 15 provinsi dengan indeks inklusi keuangan di bawah rata-rata nasional. Soal kesenjangan antara literasi dan inklusi keuangan digital masyarakat, saat ini literasi keuangan digital mencapai 41% dan inklusi keuangannya mencapai 55,8%.
Hal ini berdampak pada tingkat kerentanan masyarakat terhadap risko transaksi digital, baik itu dari segi kerugian transaksi hingga risiko serangan siber.
Dari segi pembiayaan ke UMKM, Kiki memaparkan data dari Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) tahun 2021, menyebutkan bahwa terdapat 46 juta unit atau sektiar 77% UMKM di Indonesia masih belum mendapatkan akses pembiayaan.
Di sisi lain, menurut data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2023, jumlah UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital baru mencapai 20,76 juta UMKM.
“Khususnya melalui pengembangan keuangan digital yang inklusif dan tentunya harus terus memperhatikan atau mengutamakan perlindungan konsumen dan masyarakat,” pungkasnya.
Di akhir acara, Deputi Gubernur BI memaparkan soal QRIS, yang saat ini menjadi game changer untuk UMKM sejak dirilis tahun 2019 dan BI-Fast sebagai layanan biaya transfer bank yang terjangkau.
Baca Juga: Tak Hanya Tingkatkan Inklusi Keuangan, Kredivo Juga Cegah Stunting
“Sejak diluncurkan, QRIS telah menjadi sebuah game changer dan membantu berbagai pedagang UMKM, meningkatkan transaksi dan menerima pembayaran dengan lebih efektif dan efisien. Saat ini, QRIS telah tersebar di hampir 27 juta merchant,” jelas Juda.
Menurutnya, QRIS akan ditingkatkan fiturnya melalui QRIS Tuntas, dengan singkatan Tuntas yakni tarik, tunai, setor, dan transfer.
Munculnya Indonesian Financial Literacy Conference 2023, juga diikuti dengan munculnya Center for Financial and Digital Literacy (CFDL) yang menjadi wadah edukasi dan literasi keuangan digital untuk masyarakat Indonesia.
Berita Terkait
-
Tingkatkan Inklusi Keuangan Hingga Kepulauan Seribu, Bank DKI Gelar Pesta Rakyat Digital Island
-
Pengusaha Muda Ini Bagikan Pengalaman Bisnisnya di Sektor Properti Hingga Merambah ke Keuangan dan Telekomunikasi
-
Bos Bali United Pieter Tanuri Terpilih Jadi Komite Keuangan PSSI
-
Julo Gencarkan Peningkatan Literasi Finansial Nasabah
-
Jerat Pinjol Sasar Kaum Terdidik, Gus Muhaimin: Tingkatkan Literasi Finansial
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bangkit atau Tenggelam? Persija Jakarta Usung Misi Krusial di 2 Laga Tandang
-
Diskon Listrik 50% Kembali? INDEF Prediksi Efeknya Dahsyat untuk Ekonomi Nasional
-
Bocor! Isi Pertemuan Presiden Prabowo dan Jokowi, Ini Penjelasan Istana
-
Raisa Curi Perhatian di Paris Fashion Week 2026! Gaya Busananya Bikin Pangling
-
Antara Niat Baik dan Petaka: Mahfud MD Bongkar Masalah Hukum di Balik Keracunan MBG