Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Kamis, 24 Agustus 2023 | 21:19 WIB
Ilustrasi polusi udara. (freepik/rawpixel.com)

SuaraJakarta.id - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta diharapkan berani menindak tegas perusahaan yang menyumbang pencemaran lingkungan. Hal ini untuk menekan polusi udara di Jakarta.

Anggota Komisi D DPRD DKI Justin Adrian memberikan tantangan selama 3 bulan ke depan bagi Dinas LH DKI untuk memberikan sanksi kepada perusahaan pencemar lingkungan.

"Kita kasih tantangan tiga bulan ke depan paling enggak ada lima perusahaan pencemar lingkungan teridentifikasi dan diberikan sanksi," kata Justin, Kamis (24/8/2023).

Politisi PSI ini menyatakan ingin melihat program lebih tegas dari Dinas LH DKI untuk menurunkan pencemaran lingkungan di Jakarta. Mulai dari polusi udara hingga limbah.

Baca Juga: Uji Coba Tilang Uji Emisi di Jakarta Digelar Besok, Ini 5 Lokasinya

Terlebih, ia melihat adanya anggaran untuk pemantauan lingkungan. Sehingga tentunya Dinas LH DKI memiliki nyali untuk menindak perusahaan 'nakal' sebagai bukti sudah tegas dalam menerapkan kebijakannya.

Justin menyebut terdapat sekitar 1.600 industri di Jakarta dan beberapa diantaranya diduga menyumbang pencemaran lingkungan.

Salah satunya, ditemukan di sepanjang Pantai Marunda, Jakarta Utara, yang diketahui membuang limbah perusahaan. Sehingga merusak ekosistem.

"Bahkan warga sana kalau mau mencari ikan itu harus menunggu tiga jam dulu sampai limbahnya lewat," jelasnya.

Justin mengatakan harus ada langkah berani dari Dinas LH DKI untuk segera melakukan penindakan baik dari segi administrasi dan sebagainya.

Baca Juga: Prasetio: Kendaraan Pegawai Tidak Lolos Uji Emisi Enggak Boleh Masuk ke Kantor DPRD DKI

Kurangi Batu Bara

Sebelumnya, Dinas LH DKI mengusulkan pabrik mengurangi pemakaian batu bara sebagai bahan bakar untuk menjaga kualitas udara di Jakarta.

"Bukan pabriknya yang dipindah, tapi untuk yang masih menggunakan bahan bakar dari batu bara sebaiknya diganti dengan gas," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto, Selasa (22/8/2023).

Asep menuturkan solusi mengganti batu bara dengan memanfaatkan gas merupakan upaya untuk mengurangi emisi yang dihasilkan dari batu bara.

Meski batubara terbilang murah, namun jika digunakan terus menerus akan menyumbangkan polusi udara, kata Asep.

Terlebih, menurut dia, pabrik mempunyai nilai investasi untuk pertumbuhan ekonomi di Jakarta sehingga tidak dengan mudahnya bisa berpindah ke tempat lain.

Load More