Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Sabtu, 02 September 2023 | 08:11 WIB
Bakal capres Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoono (AHY) foto bersama usai bertemu, Jumat (7/10/2022). [ANTARA]

SuaraJakarta.id - Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Julham Firdaus ikut geram dengan keputusan bakal capres Anies Baswedan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres.

Padahal sebelumnya, kata Julham, Anies sendiri yang meminta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres-nya pada Pilpres 2024 mendatang.

Julham pun menyinggung soal etika politik terkait keputusan yang dianggap telah mengkhianati AHY dan Demokrat tersebut.

"Kami Demokrat punya etika politik, moral politik kami jaga. Kalau di depan A ya A. Bukan di depan A di belakang B," ujar Julham saat dikonfirmasi, Jumat (1/9/2023).

Baca Juga: Ketua Demokrat Sulawesi Selatan: Sangat Menyakitkan, Kita Ditipu Mentah-mentah

Julham menegaskan, kekecewaan Demokrat bukan soal NasDem membuka komunikasi dengan PKB yang kemudian berujung memasangkan duet Anies-Cak Imin.

"Ini bukan masalah buka komunikasi dengan PKB, ini bicara etika, moral politik, adab politik," tuturnya.

"Bagaimana kita bisa mengajarkan kepada masyarakat kalau kita saja para parpol justru memberikan kesan yang kurang etis," tegasnya.

Julham juga menuturkan, soal jatah cawapres, bukan permintaan dari AHY.

Melainkan permintaan Anies secara pribadi melalui tulisan tangan yang diberikan kepada AHY.

Baca Juga: Anies-Muhaimin Jadi Senjata Ampuh Merebut Suara di Pulau Jawa, Pengamat: Berpotensi Robohkan Dominasi PDIP dan Gerindra

"Sikap dan caranya ini boleh dibilang ceroboh, terkesan itu nggak istiqomah. Baru tanggal 25 kemarin. Demokrat tidak pernah meminta AHY cawapres, Anies yang meminta melalui tulisan tangannya," ungkapnya.

Terkait arah politik selanjutnya, Julham mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi dari AHY.

"Ya kami kan menunggu pusat lah. Pernyataan Ketum belum keluar secara resmi, ke mana arah koalisi ini posisinya," tuturnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More