Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo | Fakhri Fuadi Muflih
Selasa, 24 Oktober 2023 | 04:05 WIB
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (12/10/2023). [ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/Spt]

SuaraJakarta.id - Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) DKI Jakarta menyebut saat ini harga beras di Jakarta sudah mulai stabil. Harga beras di mayoritas pasar disebut mengalami penurunan.

Ketua Perpadi DKI Jakarta Nellys Soekidi mengatakan, hal ini terjadi lantaran pemerintah telah mengamankan pasokan beras di Indonesia dengan mendatangkan komoditi tersebut dari negara lain agar harga tak meloncat di pasaran.

"Beberapa waktu lalu harga sempat naik karena enggak ada berasnya. Sekarang harganya turun," ujar Nellys kepada wartawan, Senin (23/10/2023).

Menurut laman resmi Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras di angka Rp12.825 per kilogram per 23 Oktober 2023. Harga tersebut turun dibandingkan bulan September yang menyentuh Rp13.222 per kilogram.

Baca Juga: Bapanas Bilang Harga Beras Medium Mulai Turun, Jadi Berapa?

"Fakta di lapangan turunnya hingga lebih dari Rp 1.000 per kilogram," kata dia.

Di tengah gonjang-ganjing soal harga beras, Perpadi Indonesia pun menggelar rapat kerja nasional di Hotel Diamond, Solo, Jawa Tengah pada 23-25 Oktober 2023.

Selain membahas stabilisasi beras, Rakernas juga menghadirkan pameran alat-alat penggilingan terbaru. Di rapat itu pelbagai teknologi soal perberasan dipamerkan oleh beberapa produsen.

Lebih lanjut, ia menyebut agenda rakernas kali ini membahas revitalisasi penggilingan padi serta stabilisasi harga beras di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang.

"Sebagai pelaku usaha, kami berencana menyusun langkah bagaimana harga beras stabil serta kemandirian pangan," ungkapnya.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Relawan Sandiaga Uno Gelar Program Tebus Sembako 10 Kali Lipat Lebih Murah

Menurut Nellys, Indonesia berpotensi kekurangan beras akibat kemarau panjang. Kementerian Pertanian memprediksi produksi beras defisit 1,2 juta ton karena kemarau panjang yang melanda.

"Bukan hanya Indonesia tapi dunia sedang krisis pangan juga karena fenomena krisis iklim," pungkas Nellys.

Load More