SuaraJakarta.id - Salah satu momen menarik terjadi saat pembukaan pengenalan mahasiswa baru Universitas Nusantara PGRI Kediri. Momen tersebut terjadi ketika salah satu mahasiswa menginterupsi sambutan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
Interupsi tersebut dilakukan oleh Rehan Aditya, mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah. Dia mengangkat tangannya saat Bupati Dhito akan menutup sambutannya dalam acara yang berlangsung di Kampus 4 UNP Kediri pada Selasa (3/9/2024).
Hal itu terjadi di sela-sela Bupati Dhito akan mengutip kalimat dari Johannes Leimena sebagai penutup sambutannya.
“Ada seorang menteri di jaman Bung Karno, mungkin adik-adik (mahasiswa) nggak ada yang tahu, namanya Johannes Leimena mengatakan,” ujar bupati muda itu.
Baca Juga: Bupati Dhito Sebut 2025 Semua Pendidik Tapos Akan Terima Insentif
Belum sempat menyebut kalimat yang dimaksud, Rehan secara lantang mengangkat tangannya dan menunjukkan pengetahuannya mengenai salah satu menteri yang dikenal paling banyak menjabat di kabinet selama kepemimpinan Presiden Soekarno itu.
“J. Leimena, saya tahu J. Leimena,” kata Rehan dari tempat duduknya.
Melihat semangat Rehan, bupati berkacamata tersebut meminta pemuda tersebut untuk maju ke podium. Rehan ditanya mengenai seputar Johannes Leimena. Ternyata, pertanyaan yang dilontarkan Bupati Dhito mampu dijawab.
Karena pengetahuan Rehan, Bupati Dhito memberikan apresiasi kepada mahasiswa baru tersebut dengan memberikan satu unit HP. Usai mendapatkan hadiah ini, Rehan mengaku bahwa dirinya sebagai loyalis presiden RI pertama.
“Saya loyalis Bung Karno, merdeka, merdeka,” pekiknya dihadapan ribuan mahasiswa lain.
Baca Juga: Mbak Cicha Inisiasi Beri Layanan Kesehatan bagi Veteran
Selain Rehan, tiga mahasiswa juga mendapatkan hadiah dari bupati yang gemar bervespa itu. Salah satunya, Wisnu Suryatama Wardana. Warga Desa Butuh, Kecamatan Kras ini mendapatkan laptop usai memberikan saran terhadap kemajuan sejarah dan kebudayaan desa.
Wisnu menjelaskan, di desanya terdapat bekas bangunan peninggalan belanda yng dulunya merupakan pabrik gula bernama Suiker fabriek . Pihaknya meminta agar pemerintah kabupaten maupun desa mau untuk melakukan pelestarian terhadap objek tersebut.
“Pengannya, tempat itu bisa menjadi wisata sejarah. Karena Suiker Fabriek melahirkan Turonggo Jawi untuk buka giling di desa,” jelasnya.
Berita Terkait
-
Mas Dhito Ingatkan Peranan Penting Seorang Ayah bagi Pertumbuhan Anak
-
Pemkab Kediri Siapkan Rumah Kemasan bagi Pelaku UMKM
-
Sikapi Keluhan Warga, Pemkab Kediri Salurkan Ratusan Bantuan Paket Sembako
-
Bupati Dhito Sekeluarga Kompak Kenakan Pakaian Adat di Upacara Kemerdekaan
-
Realisasikan Aspirasi Perangkat, Mas Dhito Minta Pelayanan Dasar di Tiap Desa Ditingkatkan
Terpopuler
- Infinix Hot 60i Resmi Debut, HP Murah Sejutaan Ini Bawa Memori 256 GB
- 3 Rekomendasi Sunscreen SPF 50 untuk Mengatasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp30 Ribuan
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- Semakin Ganas, 3 Winger Persib Bandung di BRI Liga 1 Musim Depan
- Mengenal Sosok Nadya Pasha, Ramai Disebut Istri Indra Bruggman dan Sudah Punya 3 Anak
Pilihan
-
Danantara Suka Perusahaan Rugi?
-
Sri Mulyani Ungkap APBN Tahun Terakhir era Jokowi Bekerja Keras
-
Sri Mulyani "Nyentil" DPR: Tepuk Tangan Loyo Meski Ekonomi Tumbuh, Belum Makan Siang Ya, Pak?
-
5 Rekomendasi HP OPPO Murah Rp1 Jutaan, Terbaik buat Gaming dan Multitasking
-
5 Bulan Pertama 2025, Ekspor Indonesia Melonjak 6,98 Persen
Terkini
-
Lurah dan Camat Tidak Kelola Sampah Akan Dapat Sanksi
-
Beli Mobil Bekas atau Mobil Baru? Ini Tips untuk Keluarga Muda
-
Cuma Sekali Klik, Incar Saldo Gratis Lewat Link Aktif DANA Kaget di Sini
-
6 Warna Cat Jotun yang Bikin Rumah Minimalis Jadi Instagramable
-
Bank Mandiri Borong 16 Penghargaan FinanceAsia Awards 2025: Akselerasi Komitmen Berkelanjutan