SuaraJakarta.id - Ratusan sopir truk yang tergabung dalam Keluarga Besar Sopir Indonesia menghentikan paksa sebuah truk trailer di jalur depan Tower Pelindo Jakarta Utara, saat unjuk rasa, Selasa (11/2/2025) siang.
Para peserta aksi melempari truk itu dengan botol air mineral dan batu sehingga kaca mobil dan bagian depan truk mengalami kerusakan sehingga pengemudi terpaksa menepikan kendaraan tersebut.
Tak hanya lemparan, mereka juga memaki sang pengemudi truk peti kemas bertuliskan Evergreen itu. Petugas kepolisian juga berusaha untuk menenangkan massa yang mendekati mobil tersebut.
Sebelumnya, pada Selasa pagi, mereka juga melakukan unjuk rasa di depan New Priok Container Terminal One (NPCT1), Jalan Terminal Kalibaru Raya, Cilincing, Jakarta Utara.
Ada sejumlah tuntutan yang diharapkan para sopir truk bisa dikabulkan Pelindo.
Pertama, penghapusan gerbang masuk (gatepass) di NPCT 1 yang dinilai sangat dekat dengan jalan raya dan kerap menyebabkan kemacetan.
"Karena satu-satunya pelabuhan yang 'gate'-nya dua, cuma di NPCT. Ini 'gate' ini terlalu berdekatan dengan jalan raya, kantung parkir sedikit, sehingga menyebabkan kemacetan," ucap Ketua Keluarga Besar Sopir Indonesia (KB-SI) Nuratmo (45).
Selain itu, gerbang masuk di NPCT 1 ini sedikit dan kerap mengalami kerusakan sehingga kontainer yang mau masuk menumpuk hingga mengular ke jalan raya dan tak jarang sebabkan kemacetan.
Tuntutan kedua, para sopir truk meminta agar pembayaran masuk pelabuhan gratis kembali.
Baca Juga: Persija vs Persib, Carlos Pena: Kami akan Kumpulkan Energi demi Raih Tiga Poin
"Kedua, kita menolak pembayaran pintu masuk pelabuhan yang awalnya gratis. Itu Rp17 ribu dan rencananya pada April akan naik Rp20 ribu," kata dia.
Pembayaran pintu masuk pelabuhan, kata Nuratmo, mulai diberlakukan sejak 1 Februari 2025 dan ini membebani para sopir truk.
"Kalau kita narik dalam sebulan 20 hari maka uang yang kita keluarkan buat itu aja udah Rp400 ribu,"kata dia.
Tuntutan ketiga adalah proses bongkar muat yang lama sehingga membuat sopir truk menunggu hingga puluhan jam.
"Ketiga, bongkar muat yang lama. Sekelas pelabuhan internasional, kita sering mengalami bongkar muat sampai puluhan jam," kata dia.
Di tengah proses bongkar muat yang lambat, fasilitas pelabuhan dianggap kurang mendukung para sopir truk untuk menunggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Pascal Struijk Resmi Jadi WNI, Cetak Sejarah di Timnas Indonesia
- Pemain Arsenal Pilih Bela Timnas Indonesia Berkat Koneksi Ayahnya dengan Patrick Kluivert?
- Pelatih Belanda Dukung Timnas Indonesia ke Piala Dunia: Kluivert Boleh Ambil Semua Pemain Saya
- Setajam Moge R-Series, Aerox Minggir Dulu: Inikah Wujud Motor Bebek Yamaha MX King 155 Terbaru?
- Cara Membedakan Sepatu Original dan KW, Ini 7 Tanda yang Harus Diperiksa
Pilihan
-
Data Pribadi RI Diobral ke AS, Anak Buah Menko Airlangga: Data Komersil Saja!
-
Rafael Struick Mandul, Striker Lokal Bersinar Saat Dewa United Gilas Klub Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Kuat untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED untuk Gaming, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Vietnam Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Tapi Warganya: Ekonomi Aja Sulit!
Terkini
-
Waspadai Beras Oplosan! Wali Kota Tangerang Bagikan Cara Aman Belanja Beras
-
Thailand Tak Terkalahkan! Aji Santoso Beberkan Kelemahan Timnas U-23 Indonesia Jelang Laga Krusial
-
5 Rekomendasi Bedak untuk Usia 40-an yang Ada di Warung
-
Rekomendasi Catok Terbaik Harga di Bawah Rp500 Ribu, Lurus Tanpa Menguras Dompet
-
5 Rekomendasi Catok Terbaik di Bawah Rp500 Ribu, Andalan Para Rambut Mengembang