SuaraJakarta.id - Peningkatan jumlah penumpang mudik Lebaran mulai terlihat di Terminal Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat (21/3/2025).
Pada pukul 12.30 WIB, para penumpang mulai memadati loket pemesanan tiket sejumlah perusahaan otobus (PO) di Terminal Kalideres.
Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen di Terminal Kalideres pada Jumat, menyebutkan, bahwa peningkatan jumlah penumpang terjadi pada tujuan mudik Padang, Palembang atau Sumatera pada umumnya.
"Kalau untuk tujuan Jawa, kemungkinan sore baru akan terlihat, karena memang jam keberangkatan pagi dan siang itu untuk Sumatera," katanya seperti dimuat ANTARA.
Kemudian untuk sore hingga malam hari untuk penumpang tujuan Jawa terutama Jawa Tengah.
Menurut Revi, puncak peningkatan jumlah penumpang mudik diprakirakan bakal terjadi pada H-4 atau H-3 Lebaran atau tepatnya 27 dan 28 Maret 2025.
"Diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 7.000 penumpang lebih. Seperti tahun sebelumnya tahun 2024 mencapai 6.511 orang untuk tujuan favorit adalah Jawa Tengah, Padang, Palembang. Nah tahun ini diperkirakan akan sama dan tujuan favoritnya tetap sama," katanya.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang menjelang Lebaran 2025/Idul Fitri 1446 Hijriah, jumlah bus yang beroperasi juga meningkat.
"Untuk armada bus kalau hari biasa itu hanya antara 65 sampai 75 bus. Tapi pada saat Lebaran itu bisa mencapai 350 sampai 400 bis per hari," katanya.
Baca Juga: Pramono Anung Minta Pemkot Fokus Sukseskan Pembangunan Jakarta 2026
Hal itu karena memang intensitas keberangkatan saat ini tinggi dan jumlah penumpang cukup banyak.
Terminal Kalideres Larang Keras Bus Pakai Klakson Telolet
Pengelola Terminal Kalideres, Jakarta Barat, melarang keras bus-bus yang beroperasi di terminal tersebut menggunakan klakson "telolet".
Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen menyebutkan larangan itu disampaikan lantaran klakson "telolet" mengganggu sistem pengereman.
"Kalau untuk klakson 'telolet' itu tidak diperbolehkan. Karena sudah ada aturan dari Kementerian Perhubungan bahwa klakson 'telolet' tidak diperbolehkan karena akan mengganggu sistem dari pengereman," kata Revi di lokasi pada Jumat.
Revi menegaskan bahwa jika dalam pemeriksaan kelaikan bus (ramp check) ditemukan bus yang menggunakan klakson "telolet", maka klakson itu akan dicopot dan sopir bersangkutan diinstruksikan untuk mengganti klakson.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Cek Fakta: Viral Isu Luhut Ancam Rakyat Bayar Utang Whoosh, Benarkah? Ini Faktanya
-
Ucapan Ribka soal Soeharto Berujung Aduan ke Bareskrim, Apa yang Sebenarnya Dia Katakan?
-
Cuma Bayar Pajak Rp1 Jutaan! Ini 10 Mobil Bekas yang Biaya Tahunannya Super Murah
-
5 Fakta Mengejutkan di Balik Kasus Dua Guru Luwu Utara hingga Dibela Presiden
-
Riset Konsumen Buktikan: Air Mineral Alami Masih Jadi Pilihan Terfavorit di Indonesia