Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno | Fakhri Fuadi Muflih
Sabtu, 29 Maret 2025 | 12:35 WIB
Suasana pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJakarta.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta menyatakan bahwa aroma tidak sedap yang dikeluhkan Warga Perumahan Kompleks Jakarta Garden City (JGC) bukan berasal dari Refuse Derived Fuel (RDF) Plant, Rorotan, Jakarta Utara.

Sebab, setelah fasilitas pengolahan sampah itu tidak lagi beroperasi, bau sampah masih tercium di kompleks warga itu.

Humas DLH Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan bahwa saat ini tidak ada aktivitas apapun di fasilitas RDF Plant. Sebab, seluruh sampah di dalam bunker sudah dikosongkan sejak 10 hari lalu dalam rangka penyempurnaan sistem operasi di RDF Plant tersebut.

"Tidak ada aktivitas apapun di RDF Plant Rorotan. Bunker sampah sudah dikosongkan dan dibersihkan, termasuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) atau pengolahan air limbah atau air lindi pun tertutup rapat, jadi dipastikan bau tersebut bukan dari fasilitas RDF Plant," ujar Yogi kepada wartawan, Jumat (28/3/2025).

Baca Juga: Dinkes DKI Terima 12 Keluhan Kesehatan Gegara RDF Rorotan, Mayoritas ISPA

Yogi menyampaikan bahwa pihaknya kembali mendapatkan laporan bau pada Kamis (27/3/2025) sekira jam 20.50 WIB.

Adapun lokasi atau wilayah yang mencium bau tersebut berada di Kompleks JGC dan sekitarnya, seperti di Cluster Shinano, Casia, La Seine, Asya, North Thames, dan South Thames.

Sedangkan di Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, bau tak sedap sampai di Cluster Harmoni, Ifolia, Aralia, dan Symphony. Bahkan, juga dilaporkan Warga Metland.

Setelah petugas diturunkan, ditemukan tumpukan sampah yang belum diangkut dan membusuk di AEON Mal JGC. Petugas DLH juga menemukan sumber bau yang berasal dari tumpukan sampah sisa makanan pada saluran air di depan pasar modern AEON JGC.

"DLH DKI Jakarta sudah mengambil langkah cepat dengan menuntaskan pengangkutan sampah pada malam yang sama dari sekitar wilayah tersebut guna menghilangkan sumber bau yang dikeluhkan oleh sejumlah warga," tambahnya.

Baca Juga: Pemprov DKI Kirim Tim Medis ke Rorotan, Warga Kena ISPA Karena Polusi RDF Dinyatakan Sembuh

Dinas LH DKI juga mengimbau, jika ditemukan keluhan serupa untuk segera melaporkan ke media sosial resmi Dinas LH DKI Jakarta yaitu melalui akun @dinaslhdki.

Akurat dan Transparan

"Kami mengimbau kepada warga agar tetep tenang dan melaporkan kepada kami jika ada kejadian serupa agar segera ditindaklanjuti. DLH DKI Jakarta juga berkomitmen memberikan informasi yang akurat dan transparan sampai ke warga," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jakarta, Pramono Anung mengunjungi fasilitas pengolahan sampah berteknologi RDF di Rorotan, Kamis (20/3/2025). Kedatangan itu sebagai tindak lanjut menangani keluhan bau tak sedap dari warga sekitar.

Sebelum tiba di RDF Rorotan, Pramono sudah ditunggu sejumlah warga Rorotan yang mengeluhkan soal bau tersebut. Mereka pun langsung ikut ke dalam RDF dan diterima melakukan dialog.

"Tadi sekaligus saya juga menemui warga kurang lebih 10 orang," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung saat meninjau fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (20/3/2025). (Foto dok. Beritajakarta)

Pramono menyebut pihaknya sepakat untuk memenuhi permintaan warga, memasang Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) dalam radius 5 kilometer dari RDF Rorotan.

"Tadi dengan warga, kami sepakat bahwa di sekitar 4-5 kilometer dari tempat ini dipasang pemantau kesehatan udara, kualitasnya," jelasnya.

Langkah tersebut diputuskan untuk memantau kualitas Udara di sekitar wilayah tersebut.

"Tentunya kita bisa membandingkan kualitas udara yang karena dampak dari RDF ini atau kualitas udara yang memang karena asap mobil, motor, dan sebagainya," ungkapnya.

Kemudian, ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada warga yang merasa dirugikan atas operasional RDF. Pramono pun berjanji untuk menanggung biaya pengobatan warga jika ada yang terganggu kesehatannya.

"Siapapun baik itu anak umur berapapun, termasuk dewasa dan sebagainya, yang sekarang ini terdampak karena kemarin, kesalahan kami," tuturnya.

"Dan saya sudah minta maaf untuk itu, maka pemerintah Jakarta bertanggung jawab untuk kesehatannya," katanya.

Load More