SuaraJakarta.id - Rasa kecewa adalah emosi yang sangat manusiawi. Setiap orang pasti pernah mengalaminya, terutama ketika harapan atau impian tidak berjalan sesuai rencana.
Apakah itu gagal masuk perguruan tinggi impian, batal menikah, atau tertinggal jauh dari pencapaian teman sebaya—semua itu bisa memicu perasaan sedih, frustasi, bahkan putus asa.
Psikolog Klinis lulusan Universitas Indonesia, Phoebe Ramadina, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa kecewa adalah reaksi normal saat harapan tak sejalan dengan kenyataan.
Namun, penting bagi kita untuk mengetahui cara yang sehat dalam mengelola perasaan tersebut agar tidak berlarut-larut dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Berikut 7 kiat yang bisa dilakukan untuk menghadapi rasa kecewa, berdasarkan penjelasan Phoebe Ramadina:
1. Akui dan Beri Ruang untuk Merasakan Emosi
Langkah pertama dan terpenting dalam menghadapi rasa kecewa adalah mengakui perasaan yang muncul.
Banyak orang mencoba menyangkal rasa kecewa dengan berpura-pura tegar, padahal itu justru bisa memperpanjang proses pemulihan emosional.
“Dengan memberi ruang pada emosi, baik yang nyaman maupun tidak nyaman, kita akan lebih mudah menerima kenyataan dan tidak tenggelam dalam penyangkalan,” ujar Phoebe saat dihubungi ANTARA, Selasa 3 Juni 2025.
Mengenali emosi secara jujur akan membantu seseorang lebih cepat bangkit dan memetakan langkah selanjutnya.
2. Hindari Membandingkan Diri Secara Tidak Sehat
Salah satu penyebab utama munculnya rasa kecewa adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
Kita sering kali hanya melihat "hasil akhir" orang lain, tanpa memahami proses panjang dan tantangan yang mereka lalui.
Phoebe menyarankan untuk fokus pada perjalanan pribadi dan perkembangan diri, alih-alih terus mengukur pencapaian dengan standar eksternal.
“Setiap orang punya garis waktunya masing-masing. Yang penting adalah kita tetap bertumbuh,” katanya.
3. Tinjau Ulang Tujuan Pribadi
Saat rencana hidup berubah karena faktor di luar kendali—seperti tidak bisa melanjutkan pendidikan atau kehilangan pekerjaan—maka penting untuk mengenali kembali tujuan utama yang ingin dicapai.
Tanyakan pada diri sendiri:
- “Apa sebenarnya yang ingin saya capai?”
- “Apakah ada cara lain untuk sampai ke sana?”
Dengan cara ini, kita bisa lebih fleksibel dalam merancang ulang langkah hidup tanpa merasa kehilangan arah sepenuhnya.
4. Ambil Langkah Kecil yang Masih Bisa Dilakukan
Meskipun jalan besar terasa tertutup, selalu ada langkah kecil yang bisa diambil hari ini.
Fokuslah pada hal-hal yang masih berada dalam kendali.
Misalnya:
- Memilih aktivitas bermanfaat dalam 24 jam ke depan
- Mengikuti pelatihan informal
- Membaca buku pengembangan diri
- Menjalin kembali koneksi dengan teman atau komunitas
“Alihkan fokus pada apa yang bisa kita kontrol. Ini akan membantu memulihkan rasa percaya diri dan memberi energi baru,” jelas Phoebe.
5. Bangun Lingkungan Sosial yang Suportif
Rasa kecewa bisa terasa lebih berat jika dijalani sendirian. Maka penting untuk memiliki lingkungan yang suportif—baik keluarga, sahabat, maupun komunitas.
Dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat membantu kita merasa diterima, dipahami, dan tidak merasa gagal sendirian.
6. Belajar dari Kegagalan, Susun Strategi Baru
Menurut Phoebe, kegagalan bukan akhir dari segalanya. Justru, pengalaman gagal bisa menjadi sarana pembelajaran paling berharga dalam hidup.
“Penting bagi kita untuk mengingat bahwa kegagalan dapat menjadi sarana untuk belajar dan mengembangkan diri. Selain itu, jalan untuk mencapai tujuan bisa ditempuh melalui berbagai cara,” ungkapnya.
Luangkan waktu untuk berefleksi, evaluasi kesalahan, lalu susun strategi baru. Ini bukan tentang menyerah, melainkan mengubah sudut pandang.
7. Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional
Jika perasaan kecewa sudah terlalu berat hingga mengganggu aktivitas harian, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor profesional.
Phoebe menegaskan bahwa bantuan profesional dapat membantu:
- Mengelola emosi dengan lebih sehat
- Menyusun rencana pemulihan psikologis
- Menumbuhkan optimisme dan ketahanan diri
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Tidak ada yang salah dengan meminta pertolongan.
Menghadapi kekecewaan memang tidak mudah. Tapi dengan memahami emosi yang muncul, tidak membandingkan diri secara tidak sehat, dan terus bergerak maju dengan langkah-langkah kecil, kita bisa bangkit lebih kuat.
Rasa kecewa adalah bagian dari hidup. Yang membuat kita tumbuh bukan karena kita tidak pernah gagal, tapi karena kita berani menghadapi kegagalan dengan kepala tegak dan hati yang terbuka.
Jika kamu sedang merasa kecewa hari ini, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Ambil napas dalam-dalam, peluk dirimu sendiri, dan mulailah lagi—meski dari langkah paling kecil.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
3 Rekomendasi AC 1 PK Terbaik untuk Ruang Keluarga: Dingin Nyaman, Listrik Hemat
-
Pahlawan Skincare Sepanjang Tahun: 3 Rekomendasi Sunscreen yang Tidak Bikin Kulit Kering
-
Mas Dhito Berharap Beroperasinya Kembali Bandara Dhoho Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
-
Wujudkan Komitmen Zero Accident, NHM Tingkatkan Kesiapsiagaan Melalui Simulasi Tanggap Darurat B3
-
Biaya Kereta Cepat Whoosh Diduga Janggal, Anthony Budiawan Membuka Pengaduan Terbuka ke KPK