SuaraJakarta.id - Peneliti Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia. dr. Dicky Budiman, mengatakan kepadatan penduduk yang tinggi dan adanya urbanisasi.
Meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor yang akhirnya menyumbang peningkatan suhu Indonesia.
“Misalnya di Jawa, kan kepadatan penduduknya tertinggi, ada urbanisasi juga, penggunaan aset dan kendaraan bermotor yang masif, ini akan meningkatkan polusi udara. Ada giliran juga ditambah dengan suhu tinggi, nah ini akan meningkatkan risiko ganda, heat dan polusi,” kata Dicky kepada ANTARA, Rabu 10 September 2025.
Dokter lulusan Universitas Padjajaran ini mengatakan di Indonesia memang jarang ditemui kasus heat stroke, namun cuaca panas sering dialami karena ada gelombang panas seperti El Nino dan menyebabkan masalah serius pada kesehatan.
Cuaca panas bisa sangat berisiko bagi lansia dan masyarakat miskin kota yang memiliki rumah di permukiman padat tanpa ventilasi yang baik atau akses pendingin.
Cuaca ekstrem akibat pemanasan global menimbulkan kelelahan panas (heat exhaustion) dengan gejala pusing, mual, keringat berlebih, lemah, yang juga bisa berlanjut pada heat stroke.
Ini bisa terjadi di daerah pantai seperti Bali di mana para turis yang tidak terbiasa dengan cuaca panas bisa terkena kelelahan panas dengan risiko dehidrasi, dan pada musim kemarau.
Hingga menyebabkan kebakaran hutan bisa menimbulkan gangguan pernafasan, hingga meningkatkan risiko kardiovaskular.
“Heat stroke ini juga akan bisa menurunkan produktivitas. Dan data global disampaikan penurunan produktivitas kerja global akibat panas itu bisa mencapai 20 persen di sektor luar ruangan,” katanya.
Baca Juga: Rapper Melly Mike Menikmati Keindahan Kota Jakarta Lewat Trip Singkat
Secara umum data di dunia dari WHO menunjukkan bahwa heat wave di tahun 2022-2023 di Eropa itu menyebabkan lebih dari sekitar 60 ribuan kematian.
Sementara laporan pemerintah melalui BMKG menyebutkan peningkatan suhu rata-rata nasional per tahun kurang lebih 0,04 derajat celcius per tahun.
Dicky menyampaikan mitigasi risiko heat stroke atau heatwave bisa dengan memenuhi kecukupan hidrasi jika banyak beraktivitas.
Gunakan pakaian longgar, tipis dan terang, dan gunakan pelindung jika beraktivitas di luar rumah dengan topi, payung, kacamata hitam dan tabir surya. Hindari juga beraktivitas di luar ruang antara jam 10 sampai 4 sore.
Jika mulai pusing, mual, berkeringat dan lemah segera mencari tempat teduh untuk beristirahat.
Ia juga mendorong pemerintah daerah memperluas daerah penghijauan dan tidak menebang pohon-pohon.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Saldo DANA Gratis Rp 325 Ribu Menanti, Waktunya Belanja Hemat di Hari Kamis
-
BRIN Ungkap Sederet Faktor Penyebab Tingginya Angka Kehamilan Tak Diinginkan di Jawa-Bali
-
Rekomendasi 5 Sunscreen dengan Niacinamide Untuk Menyamarkan Noda Hitam
-
Wanita Ini Ngamuk ke Polisi Saat 'Catcalling', Apa yang Terjadi?
-
Kenapa Kasus Tom Lembong Dihentikan Tapi Terdakwa Lain Tetap Lanjut? Ini Penjelasan Hakim