-
Nilai beberapa tren sneakers diprediksi turun pada akhir 2025.
-
Kolektor mulai mempertimbangkan menjual sneakers sebelum harganya jatuh.
-
Tujuh tren sneakers menunjukkan penurunan minat di pasar.
SuaraJakarta.id - Dunia sneakers bergerak cepat. Apa yang hari ini jadi rebutan, bisa saja besok ditinggalkan. Menjelang akhir 2025, para analis fashion dan komunitas sneakerhead mulai melihat tanda-tanda besar: sejumlah tren sneakers yang selama dua tahun terakhir mendominasi diprediksi akan meredup secara drastis.
Fenomena ini sudah terlihat dari turunnya minat di marketplace, menurunnya volume diskusi di komunitas, hingga rilis terbaru brand besar yang mulai meninggalkan beberapa gaya lama. Banyak pengguna pun mulai bertanya, apakah waktunya menjual koleksi sebelum trennya benar-benar tenggelam?
Berikut tujuh tren sneakers yang diramal mulai kehilangan sinarnya:
1. Chunky Dad Shoes — Popularitas Mulai Menurun
Sneakers tebal dan bulky yang sempat meledak di era 2020–2023 mulai ditinggalkan karena dianggap terlalu berat dan tidak praktis. Tren sepatu ringan semakin mendominasi.
2. Warna Neon — Mulai Terlalu “Berisik”
Palette neon seperti hijau stabilo dan pink cerah mulai tergeser oleh warna-warna earth tone dan monokrom. Banyak brand kini mengurangi rilis seri neon.
3. Sneakers Putih Polos — Overused dan Kurang Variasi
Tren sepatu putih minimalis yang dulu tak tergantikan kini dianggap membosankan. Konsumen mulai mencari warna natural, gum sole, atau detail tekstur yang lebih unik.
Baca Juga: Dari Hoka Sampai Adidas, 5 Rekomendasi Sepatu Lari Anti Ngelopek di Cuaca Panas
4. Slip-On Berbahan Canvas — Digantikan Model Hybrid
Slip-on klasik semakin kalah oleh model hybrid yang lebih empuk dan mendukung aktivitas harian. Banyak pengguna mengeluhkan cepat kotor dan cepat rusak.
5. Model Futuristik Oversize — Tidak Lagi Dilirik
Desain sol super tebal dan lekukan agresif kini dianggap kurang wearable. Brand global mulai beralih ke desain clean dan fungsional.
6. Sneakers Motif Tie-Dye — Masa Jaya Sudah Lewat
Motif tie-dye yang lahir dari tren DIY pandemi kini sudah melewati puncaknya, bahkan di kalangan remaja sekalipun. Penjual melaporkan stok menumpuk.
Tag
Berita Terkait
-
Dari Hoka Sampai Adidas, 5 Rekomendasi Sepatu Lari Anti Ngelopek di Cuaca Panas
-
Rekomendasi Sepatu On Shoes yang Layak Kamu Beli
-
Di Tengah Inovasi Teknologi, Mengapa Sepatu Lari Selalu Pakai Tali?
-
5 Rekomendasi Sepatu Futsal 2025 Terbaik Dengan Harga di Bawah Rp 500 Ribu
-
Dari Warrior Sampai Compass: 5 Merek Sepatu Sekolah Legendaris yang Selalu Laris
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
7 Tren Sneakers yang Nilainya Turun di Akhir 2025, Solusi untuk Kamu yang Ingin Jual
-
7 Tips Lipstik Merah Menyala untuk Tampilan Anti 'Tante-tante' yang Tetap Fresh dan Modern
-
Buruan Cek! 11 Link Dana Kaget Hari Ini untuk Dapat Saldo Gratis Tanpa Ribet
-
Cek Fakta: Viral Video Bahlil Sambut Ahli Gizi dari India, Benarkah?
-
Cek Fakta: Benarkah SIM & STNK Resmi Berlaku Seumur Hidup Tahun 2026?