- Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menyoroti pentingnya kerja sama di SPPG untuk Program MBG.
- Konflik internal antara Kepala SPPG, Mitra, dan Yayasan menyebabkan beberapa dapur makan bergizi terhenti operasionalnya.
- Nanik memberikan batas waktu 30 hari bagi SPPG Mojokerto untuk mendaftar SLHS atau akan ditutup.
SuaraJakarta.id - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menegaskan pentingnya menjaga keharmonisan dan kerja sama antarpihak dalam pengelolaan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia mengingatkan, konflik internal antara Mitra, Yayasan, dan Kepala SPPG berpotensi membuat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersendat, bahkan berhenti beroperasi.
Penegasan itu disampaikan Nanik saat Rapat Sosialisasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program MBG di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, awal Desember. Menurutnya, keberhasilan program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini sangat bergantung pada sinergi semua unsur yang terlibat di tingkat pelaksana.
“Selain bekerja sama dengan Ahli Gizi, Ahli Akuntansi, dan relawan, Kepala SPPG juga harus bisa bekerja sama dengan Mitra atau Yayasan. Kalau malah berantem dan tidak bisa rukun, bagaimana program yang sangat luar biasa ini bisa berjalan dengan baik, benar, dan aman,” kata Nanik.
Peringatan tersebut muncul setelah BGN menerima laporan adanya sejumlah SPPG yang berhenti beroperasi akibat perselisihan internal. Konflik antara Mitra dengan Kepala SPPG, Ahli Gizi, dan Akuntan membuat pengelolaan dapur terganggu. Perbedaan pandangan berujung pada hengkangnya Ahli Gizi dan Akuntan, sementara Kepala SPPG juga jarang hadir di lokasi.
Salah satu kasus disampaikan oleh Syaikhu, Mitra SPPG Japan Sooko di Mojokerto. Ia menyebut operasional dapur MBG hanya berjalan singkat sebelum akhirnya terhenti. “Kami mulai 20 Oktober, tapi baru berjalan lima hari sudah harus berhenti,” ujarnya.
Nanik menegaskan, tanpa kehadiran dan kerja sama semua pihak, pengelolaan SPPG tidak dapat dilanjutkan. Banyak proses administratif dan teknis menjadi terhambat, mulai dari pengajuan proposal dan pencairan anggaran hingga pemenuhan persyaratan operasional.
Ia menyebutkan, setiap SPPG wajib mengurus sejumlah dokumen penting seperti Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Sertifikasi Halal, serta pelatihan bagi penjamah makanan. Persyaratan tersebut menjadi kunci agar pelaksanaan Program MBG berjalan aman dan sesuai standar.
Padahal, lanjut Nanik, Dinas Kesehatan di Kabupaten dan Kota Mojokerto selama ini telah bersikap proaktif membantu pengurusan SLHS, IPAL, Sertifikasi Halal, hingga pelatihan penjamah makanan. Namun, konflik internal membuat banyak SPPG belum memanfaatkan dukungan tersebut secara maksimal.
Data yang dipaparkan menunjukkan, dari 52 SPPG yang telah beroperasi di Kabupaten Mojokerto, baru delapan yang memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi. Sementara di Kota Mojokerto, dari tujuh SPPG yang beroperasi, baru tiga yang mengantongi sertifikat serupa.
Baca Juga: Pramono Anung Ungkap Destinasi Baru Wisatawan Datang ke Jakarta
Untuk itu, Nanik memberi tenggat waktu kepada seluruh pengelola SPPG agar segera mendaftarkan pengurusan SLHS. “Sekarang yang penting kalian daftar dulu. Saya beri waktu 30 hari. Kalau dalam 30 hari belum juga mendaftar, SPPG akan kami tutup,” tegasnya.
Sebagai Ketua Pelaksana Harian Tim Koordinasi Antar Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Program MBG, Nanik juga mengingatkan agar tidak ada pihak yang merasa paling berkuasa atau paling paham dalam satu lingkup SPPG. Menurutnya, dominasi dan ego justru akan merusak kerja tim.
“Kita ini satu tim. Jangan saling membenci, apalagi menyimpan dendam. Kalian bisa mencontoh Pak Prabowo. Beliau saja bisa merangkul semua lawan politiknya. Masa di sini, sesama tetangga kampung malah bermusuhan,” tutup Nanik.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Viral Tautan Pendaftaran 500 Ribu Pekerja di Dapur MBG, Benarkah?
-
Insiden Mobil SPPG di SDN Kalibaru 01, BGN Turun Tangan Lakukan Penanganan Penuh
-
Buka Peluang Lapangan Kerja Baru, Dasco Dorong Warga Tangsel Buka Dapur MBG
-
MBG Perkuat Ketahanan Pasokan Bahan Baku Lewat Sinergi Berkelanjutan dengan Masyarakat
-
Mayor Teddy Turun Tangan! Program Makan Gratis Prabowo Kini Sasar Kelompok Kunci 3B
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
5 Mobil Kecil Bekas Paling Irit BBM, Cocok untuk Anak Kuliah dan Pekerja UMR
-
5 Keunggulan Bank Digital untuk Atur Keuangan Tanpa Ribet bagi Anak Muda
-
BGN Tegaskan Mitra dan Kepala SPPG Harus Rukun agar Program Makan Bergizi Gratis Tak Mandek
-
8 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 80 Juta untuk Pemula yang Ingin Nyaman Hadapi Macet
-
Bank Mandiri Jelang Tutup Buku 2025: Kredit dan DPK Tumbuh Dua Digit, Likuiditas Terjaga